Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kita dan Solutif Penting

9 Juni 2023   00:14 Diperbarui: 9 Juni 2023   00:32 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang menarik saat media televisi menayangkan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Malaysia baru-baru ini. Saat itu ditayangkan, terlihat baik PM Malaysia yaitu Anwar Ibahim dan Joko Widodo mendapat sambutan meriah di sebuah pasar di Kuala Lumpur.

Kemeriahan sambutan dari masyarakat Malaysian dan sebagian merupakan warga negara Indonesia, tidak saja menunjukkan bahwa presiden Indonesia sangat popular. Tapi ketika sebagian dari mereka menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya menunjukkan bahwa wni yang berada di banyak negara di dunia, sangat mencintai Indonesia.

Kedua, bahwa Indonesia dan Malaysia punya hubungan yang sangat baik sebagai dua negaa yang beasal dari satu rumpun yaitu rumpun melayu. Anwa Ibrahim juga meupakan PM 'kesayangan' rakyat Indonesia dimana perkembangan karir politiknya menyedot banyak pehatian masyarakat Indonesia. Sampai yang bersangkutan menjadi PM saat ini.

Indonesia dan Malaysia punya banyak pesamaan bukan hanya bahasa, tapi juga persoalan politik, kriminal dan ekonomi. Salah satu yanh kusial adalah terorisme. Tentu kita ingat beberapa pihak punya jejaring radikal dan terorisme mulai dari Indonesia, Malaysia sampai Pakistan.

Pada masa orde baru ABB atau yang lebih dikenal dengan Abu Bakar Baasyir pergi ke Malaysia dan mendirikan Jemaah Islayah sebuah gup sepaatis militant Islam yang punya kaitan dengan Al Qaeda selama 17 tahun dia dan Abdullah Sungkar sahabatnya tinggal di Malaysia. Kita mungkin juga ingat pada Nurdin M Top yang merupakan orang Malaysia yang juga punya keterkaitan dengan ABB dan terorisme.

Malaysia dengan konstitusinya memiliki caa untuk melindungi negara itu dari bahaya teoisme. Begitu juga dengan Indonesia yang memiliki Pancasila yang tak hanya merupakan dasar negara tapi juga falsafah  yang memperkuat dan melindungi eara dari berbagai persoalan.

Dua negara ini Malaysia dan Indonesia memang sudah seharusnya senantiasa berjalan dengan falsafah bangsa masing -masing agar dapat memecahkan dan menyelesaikan berbagai persoalan termasuk terorisme. Ini penting kaena semakin lama kita menghadapi aneka tantangan yang sama sekali tidak mudah.

Karena itu bagaimanapun, konsistensi dan komitmen terhadap Pancasila adalah solusi bagi poblem kebangsaan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun