Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Haji dan Perdamaian

1 Agustus 2019   15:35 Diperbarui: 1 Agustus 2019   15:39 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu saat Rasulullah pernah ditanya soal ciri-ciri haji mabrur dan dijawab bahwa cirinya ada dua yaitu memberi makan (it'am al- tha'am) dan menebarkan kedamaian (ifsya al-salam). Dua ciri ini maknanya adalah membawa kebaikan. Makan (kesejahteraan) dan damai adalah dua hal yang dibutuhkan oleh seluruh umat untuk menjalani kehidupannya.

Kita tahu bersama bahwa seseorang yang menjadi haji sudah melewati beberapa tahapan ujian penuh perjuangan (jihad). Ujian itu bukan saja berbentuk materi (bisa membayar biaya haji) tapi juga  kesabaran; sabar menunggu selama bertahun sampai puluhan tahun lamanya. 

Kedua soal kesehatan. Setiap calon haji harus teruji kesehatannya sejak dia berangkat, menjalani tahapan berhaji sampai kembali pulang ke tanah air. Semua harus prima karena tahapan haji sangat berat, di Mekkah maupun di padang Arafah dan Madinah.

Yang terutama dalam berhaji adalah soal iman. Jika kita tilik sesaat ketik Allah memberi perinth kepada Ibrahim untuk menyembelih Ismail, Ibrahim punya keyakinan yang besar kepada Allah dan menjalani perintah itu. Ketika pedang akan diacungkan dan ternyata Allah menyediakan seekor kambing untuk menggantikan Ismail yang sudah dibebat.

Ini adalah keyakinan dan kepasrahan yang luar biasa dari seorang hamba kepada Allah. Keyakinan Ibrahim adalah hal paten dan tidak bisa ditawar, sekalipun awalnya perintah itu terkesan tidak masuk akal. Menyuruh menyembelih anak sendiri adalah hal yang tak masuk akal. Sehingga dalam melakukan apapun, yang diperlukan adalah kepercayaan penuh kepada Allah; bahwa Allah pasti memberi apa yang kita butuhkan, kesejahteraan, keamanan dan kenyamanan bagi kita.

Sejalan dengan logika-logika ini maka sudah saatnya kita menyuarakan keinginan atau harapan Allah kepada umat manusia, yaitu agar manusia hidup dengan baik, menuruti semua perintah Allah. Dengan begitu kesejahteraan dan kedamaian tercipta.

Apalagi sebagai orang yang sudah melaksanakan ibadah haji, maka sudah selayaknya mewujudkan kedamaian di tiap kehadirannya. Sejak di Mekah, Madinah bahkan kembali ke tanah air sudah selayaknya kita menebarkan semangat perdamaian. Kita tahu ketika melaksanakan ibadah haji, umat Islam yang datang sangat banyak dari seluruh penjuru dunia dengan budaya yang berbeda-beda.

 Jangan sampai ketika di tanah suci Arab kita semangat menyuarakan perdamaian kepada kaum yang berbeda seperti yang diminta Allah tetapi ketika sampai di tanahair terpancing untuk menyuarakan permusuhan yang berbasis keragaman yang ada di negara kita. Perbedaan memang nyata karena negara kita terdiri dari bermacam agama dan suku; jadi tidak saja yang beragama Islam.

Karena itu kita harus selalu mengingat jawaban Rasulullah yang ditanya soal ciri haji mabrur dan dijawab oleh beliau bahwa ifsya al-salam (menebarkan kedamaian) karena itu kita harus selalu ingat untuk selalu menebarkan perdamaian di manapun kita berada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun