Presiden Jokowi memiliki sembilan program unggulan untuk membangun Indonesia selama pemerintahannya, di mana dikenal dengan sebutan Nawa Cita. Ada satu poin di Nawa Cita yang membuat saya tertarik, yakni poin kelima yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan masyarakat guna mencapai kesejahteraan bersama. Hal yang membuat saya tertarik dengan poin ini adalah harapan berupa perbaikan serta peningkata taraf hidup masyarakat, yang apabila dapat tercapai dengan baik, maka akan berpengaruh pada kemajuan bangsa. Lebih dari itu, kemajuan bangsa juga akan mampu mendorong masyarakat untuk lebih cinta kepada tanah air sehingga meningkatkan pula tingkat partisipasi yang menjadi pendorong cita-cita kemajuan bangsa.
Partisipasi masyarakat untuk mendorong cita-cita kemajuan bangsa tentu berasal dari hal-hal yang positif, seperti kreativitas, ketertiban, kedisiplinan, dan ketertiban bersama. Untuk hal yang terakhir, yakni mengenai ketertiban bersama, poin kelima Nawa Cita menurut saya telah menunjukkan dasar yang tepat. Melalui pendidikan serta pelatihan yang berkualitas diharapkan tercipta kondisi masyarakat yang cerdas dan beradab.
Masyarakat cerdas dalam hal ini adalah masyarakat yang mampu berpikir kritis dalam menyikapi beragam hal, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh rayuan hal-hal yang tidak jelas dan bertentangan dengan kesepakatan bersama mengeai falsafah Indonesia, Pancasila dan UUD Pancasila. Sedangkan masyarakat yang beradab adalah masyarakat yang mampu melihat dengan pandangan moderat mengenai lingkungan sekitarnya, di mana mereka mampu menjauhkan diri dari perselisihan dan rasa benci sehingga tercipta kehidupan yang damai.
Kehidupan yang damai merupakan kunci dari segala upaya meningkatkan kemajuan bangsa. Masyarakat yang damai akan mampu membentuk kerja sama yang kompak dan solid dalam membangun bangsa. Selain itu, masyarakat yang damai juga mampu mendorong peningkatan citra positif suatu bangsa di mata dunia. Lebih jauh, bangsa yang memiliki citra positif di mata dunia akan disegani dan memiliki nilai tawar yang tinggi.
Tentu masyarakat ingin bangsa yang menaunginya menjadi bangsa yang maju dan disegani dunia. Untuk mendukung hal tersebut, masyarakat pasti akan senang hati berpartisipasi di dalamnya. Namun terkadang ada saja masalah yang menganggu perwujudan potensi positif bangsa. Beberapa contoh di antaranya adalah ketidak produktifan, ketidak disiplinan, dan ketidak tertiban. Hal-hal tersebut jika dibiarkan maka akan berisiko merusak tatanan bangsan dan juga berisiko memundurkan cita-cita kemajuan bangsa.
Oleh sebab itu diperlukan peran pemerintah dalam mendorong terciptanya kualitas kehidupan masyarakat yang baik, di mana salah satu titik awalnya adalah dari pendidikan. Konteks pendidikan di sini bukanlah semata pendidikan formal, melainkan juga pendidikan di lintas sektor yang benar-benar dekat dengan masyarakat, seperti pendidikan mengenai ketertiban bersama, pendidikan mengenai kehidupan yang damai, dan lain sebagainya. Pendidikan tersebut perlu dilakukan secara serius dan kontinyu ke seluruh masyarakat agar hasilnya dapat tercapai dengan efektif.
Ketika masyarakat diarahkan menjadi masyarakat yang cerdas maka diharapkan mampu membentengi diri dengan lebih baik terhadap potensi ancaman yang membahayakan cita-cita kemajuan bangsa, seperti contoh ancaman terorisme. Kita semua tahu bahwa terorisme telah menjadi bahaya laten bagi Indonesia sejak awal 2000-an hingga saat ini, di mana ideologi yang mendasarinya sangat sulit untuk diberantas dan masih terus mengancam masyarakat melalui beragam cara propagandanya. Oleh karena itu diharapkan peningkatan kecerdasan masyarakat mampu mendorong terciptanya ketahanan nasional yang kuat. Dengan ketahanan nasional yang kuat, maka ancaman terorisme pun akan semakin sulit untuk penetrasi di Indonesia, dan kehidupan masyarakat yang damai pun akan semakin besar terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H