Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Konspirasi Hilangnya 16 WNI dan Propaganda ISIS

9 Maret 2015   17:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:56 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Jujur saya sempat cuek dengan isu ISIS karena dari banyak berita yang saya baca, kebanyakan aksi kelompok ekstremis tersebut terjadi di kawasan Timur Tengah. Kalaupun bersinggungan dengan dunia internasional, yang banyak saya dengar justru berurusan dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Namun ketika mendengar kabar hilangnya 16 WNI di Turki, di mana diduga berkaitan dengan ISIS, saya menjadi begitu cemas.

Bahkan kabarnya Kementerian Luar Negeri menyatakan dugaan bahwa 16 orang tersebut tidak akan kembali lagi ke Indonesia. Meskipun belum jelas apa motivasinya, namun dugaan terkuat mengarah pada kemungkinan mereka sengaja memilih Turki untuk melintas menuju Suriah dan bergabung bersama ISIS.

Saya rasa dugaan kasus ini dengan ISIS cukup beralasan karena Turki belakangan dikenal sebagai pintu gerbang masuknya para simpatisan ISIS dari seluruh dunia. Hal ini disebabkan posisi Turki yang berbatasan langsung dengan Suriah di bagian timur dan selatan. Selain itu, Turki juga dikenal sebagai salah satu destinasi favorit di Timur Tengah selain Mesir.

Kembali kepada persoalan hilangnya 16 WNI di Turki, saya baru saja membaca berita mengenai isi pesan singkat yang dikirimkan oleh salah satu dari mereka. Begini kutipannya'Kalau teman-teman bisa pulang dengan lancar pada tanggal 4 (Maret), we are fine'. Waduh, kok bisa begitu ya isi pesan singkatnya?

Hal yang mengejutkan lainnya adalah keenam belas WNI tersebut adalah bernama Muslim, kecuali satu orang yang bernama belakang seperti nama orang Rusia. Hal ini kemudian memunculkan kasak-kusuk di media, khususnya di media sosial, bahwa memang benar mereka adalah simpatisan ISIS. But, why? Kenapa nama-nama berbau Muslim dikaitkan dengan terorisme, apalagi ISIS? Kasihan yang punya nama Muslim lainnya, dong. Nama kan doa, bukan alibi untuk menyimpulkan suatu perkara.

Namun kabar terbaru mengenai adanya hubungan jejaring antara 16 WNI tersebut justru kian menguatkan dugaan bahwa tujuan mereka adalah bergabung dengan ISIS. Entah bagaimana propaganda yang dilakukan oleh ISIS untuk menarik hati mereka, namun yang pasti metodenya bisa jadi sangat canggih.

Belakangan saya sering membaca berita bahwa ISIS pandai melakukan propaganda lintas paltform dan dengan konten yang menarik dan populer. Kelompok ekstremis tersebut membuat banyak diskusi, forum, video, game, dan konten populer lainnya dengan pendekatan yang kekinian. Selain itu, ISIS juga pandai memanfaatkan teknologi informasi, khususnya internet. Kepiawaiannya tersebut membuat ISIS mampu menjangkau seluruh dunia dengan mudah.

Well, kita memang masih harus menunggu kabar pasti mengenai nasib 16 WNI tersebut. Namun jika berbicara terkait dengan ISIS, dan apabila dugaan di atas benar, maka kita perlu meningkatkan kewaspadaan kita sejak dini. Mengingat ISIS gencar berpropaganda di dunia maya, maka sebaiknya kita mulai giat untuk menangkalnya. Selektif dan menjalankan prinsip internet sehat akan membuat kita  lebih mawas diri sehingga tidak mudah terpengaruh paham-paham sesat seperti ISIS misalnya. Mari bersama tolak ISIS di Indonesia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun