Mohon tunggu...
Je Ardhani
Je Ardhani Mohon Tunggu... -

Mahasiswi yang ingin hidup tidak lebih lama dari kedua orangtuanya, entahlah. Saya ingin selalu menjadi seorang anak kecil yang tidak harus tumbuh dan terlihat dewasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bu, Ibu.. Ibu.. Ibuku..

9 Oktober 2012   05:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:03 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu, Ibu, Ibu...

"tut.. tut.. tut..."

Hatiku dan hatimu itu satu, ya bu ya?

"tut.. tut.. tut..."

Ibu jangan menangis, hatimu dan hatiku itu satu, ya bu ya?

"tut.. tut.. tut..."

Segera kita akan bersama, Ibu jangan menangis, hatimu dan hatiku itu satu, ya bu ya?

"tut.. tut.. tut..."

Aku diseberang tembok ini menantimu, segera kita akan bersama, Ibu jangan menangis, hatimu dan hatiku itu satu, ya bu ya?

"tut.. tut.. tut..."

Aku di sini di sebelah sini, aku diseberang tembok ini menantimu, segera kita akan bersama, Ibu jangan menangis, hatimu dan hatiku itu satu, ya bu ya?

"tut.. tut.. tut..."

Tak apa kalau Ibu tak dapat melihatku, itu karena Ibu lupa memakai kacamata.

Nanti akan aku pasangkan lagi kacamata Ibu agar Ibu bisa melihatku.

Agar Ibu tahu aku di sini, Bapak di sini, ya bu ya?

"tut.. tut.. tut..."

Kan hatimu dan hatiku itu satu, ya bu ya?

"tut.. tut.. tut..."

Ya bu ya?

"tut.. tut.. tut..."

Ibu... tolong hapuskan air mataku...

"tut.. tut.. tut..."

Ibu... panggil namaku, sekali saja...

"tut.. tut.. tut..."

...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun