Bahkan, Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang kaget dengan hal ini. Â "Kami kaget sekali melihat dia tertawa lepas setelah 21 tahun dalam keprihatinan kami," sebagaimana dilansir dari Tribunnews.com.
Momen ini tidak hanya menjadi bukti bahwa di balik setiap beban dan tanggung jawab yang dikenakan oleh kedudukannya, Masako tetaplah manusia biasa dengan rasa dan emosi.
Mengapa Orang Bisa Tidak Tertawa?
Tertawa adalah respons alami yang menunjukkan kebahagiaan, kesenangan, atau reaksi terhadap humor. Namun, ada berbagai alasan yang mungkin membuat seseorang menahan diri dari ekspresi ini.Â
Kondisi kesehatan tertentu, seperti depresi atau efek samping dari beberapa obat, dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosi, termasuk tertawa.Â
Selain itu, tekanan sosial dan budaya mungkin mempengaruhi bagaimana seseorang mengekspresikan diri di depan umum.Â
Dalam beberapa budaya, misalnya, tertawa di hadapan orang lain mungkin dianggap tidak sopan atau tidak sesuai, terutama dalam situasi yang lebih formal.
Pengalaman traumatik di masa lalu, seperti trauma atau kejadian buruk, juga dapat menyebabkan seseorang enggan untuk menunjukkan emosi mereka secara terbuka.Â
Ketakutan akan dihakimi atau dilihat dengan cara negatif oleh orang lain bisa menjadi alasan lain mengapa seseorang mungkin menahan tawanya.Â
Sementara itu, tumbuh dalam lingkungan yang represif, di mana ekspresi emosi ditekan, dapat mengakibatkan seseorang kehilangan kemampuannya untuk mengekspresikan diri dengan bebas.Â
Ada juga kondisi psikologis, seperti anhedonia, yang membuat seseorang kesulitan merasakan kesenangan, termasuk kesenangan dari tertawa. Selain itu, stres berkepanjangan dan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dapat mengurangi respons seseorang terhadap situasi yang biasanya memicu tawa.
Akhirnya, mengalami kehilangan orang yang dicintai atau masa berduka bisa membuat seseorang merasa sulit untuk menemukan momen-momen kebahagiaan atau humor dalam hidup mereka untuk periode waktu tertentu.