Konflik Israel dan Palestina adalah salah satu pertikaian terlama dan paling kompleks di dunia. Mencari akarnya memerlukan perjalanan ke belakang dalam waktu hingga ribuan tahun, meskipun kebanyakan peristiwa penting terjadi pada abad ke-20.Â
Sejarah dan Latar Belakang
Tanah yang saat ini disebut Israel dan Palestina adalah tanah yang suci bagi tiga agama monoteistik utama: Yahudi, Kristen, dan Islam. Daerah ini telah ditempati, dikuasai, dan dibagi-bagi oleh berbagai kerajaan dan kekaisaran sepanjang sejarah.Â
Namun, konflik modern antara bangsa Yahudi dan bangsa Arab Palestina dapat dilacak sejak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, saat gerakan nasionalis Yahudi, yang dikenal sebagai Zionisme, mulai mencari tanah bagi "tanah air nasional Yahudi" di Palestina, yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Ottoman.(1)
Pasca Perang Dunia I, Britania Raya mendapatkan mandat atas Palestina dari Liga Bangsa-Bangsa. Dengan janji yang tampaknya bertentangan -- Deklarasi Balfour yang mendukung "tanah air nasional untuk bangsa Yahudi" di Palestina dan janji kepada Arab bahwa mereka akan mendapatkan kedaulatan atas tanah mereka sendiri setelah membantu mengalahkan Ottoman -- peta geopolitik daerah tersebut mulai berubah.(2)(3)
Deklarasi Balfour adalah surat yang dikeluarkan pada 2 November 1917 oleh Menteri Luar Negeri Inggris, Lord Arthur Balfour, kepada Lord Rothschild, seorang pemimpin komunitas Yahudi di Inggris.Â
Dalam surat tersebut, pemerintah Inggris menyatakan dukungannya terhadap pembentukan "tanah air nasional bagi bangsa Yahudi" di Palestina.
Teks utamanya adalah sebagai berikut:
"Pemerintah Yang Mulia menyatakan simpati dengan aspirasi Zionis dan akan menggunakan upaya terbaiknya untuk memfasilitasi pembentukan tanah air nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina, tanpa merugikan hak sipil dan agama masyarakat non-Yahudi yang ada di sana, atau hak politik dan status yang dinikmati oleh Yahudi di negara lain."
Deklarasi ini dikeluarkan saat Perang Dunia I masih berlangsung. Inggris sedang berjuang untuk memenangkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk komunitas Yahudi internasional dan Arab.Â
Dukungan untuk Zionisme di Inggris tidak hanya didorong oleh simpati terhadap aspirasi nasional Yahudi tetapi juga oleh pertimbangan strategis, termasuk keinginan untuk mengamankan pengaruh di Timur Tengah setelah perang. Meskipun hanya berbentuk surat pendek, dampak Deklarasi Balfour amat mendalam: