Sementara itu, Brentford tidak tinggal diam. Pada 5 menit akhir babak pertama, tekanan yang mereka bangun semakin meningkat.Â
Sayangnya, upaya-upaya mereka masih belum mampu membuahkan gol balasan. Skor 0-1 untuk keunggulan Arsenal pun menjadi penutup babak pertama, mengantar para pemain ke ruang ganti dengan beban pikiran yang berbeda.
Memasuki babak kedua, permainan semakin menarik. Arsenal terlihat bermain dengan lebih sabar dalam membangun serangan.Â
Setiap operan bola dilakukan dengan perhitungan, menciptakan pola serangan yang sulit ditebak oleh Brentford. Mereka bermain dengan matang, menjaga keunggulan sembari mencari peluang untuk menambah gol.
Di sisi lain, Brentford tidak kehilangan semangat. Mbeumo, yang selalu terlibat dalam proses serangan, berusaha keras membawa timnya kembali ke jalur yang benar.Â
Namun, masalah di lini tengah membuat Mbeumo kesulitan mendapatkan bola-bola matang. Ketidakberuntungan ini membuat Brentford semakin terjebak dalam tekanan.
Menjelang menit ke-70, kedua pelatih mulai melakukan pergantian pemain. Langkah ini dilakukan untuk menambah segarnya lini serang dan memperkuat pertahanan.Â
Para pemain pengganti dimasukkan dengan harapan bisa memberikan perubahan dan energi baru bagi tim masing-masing.
Memasuki 10 menit akhir, tensi di stadion semakin memuncak. Brentford tampil lebih agresif, meningkatkan intensitas serangan mereka.Â
Mereka berusaha keras mencetak gol penyeimbang, namun pertahanan Arsenal terlalu tangguh untuk ditembus. Menit ke-84 menjadi saksi aksi heroik Kiwior, yang berhasil melakukan blok krusial untuk menghentikan sepakan Lewis-Potter.
Semakin mendekati peluit akhir, harapan Brentford untuk menyamakan kedudukan semakin menipis.Â