Meskipun menggunakan bahasa Indonesia, Soeharto memastikan bahwa pesannya dapat disampaikan dengan jelas dan dapat dimengerti oleh pemimpin dunia lainnya.Â
Beliau memahami pentingnya komunikasi yang efektif dalam diplomasi dan berusaha menjembatani perbedaan bahasa dengan menghargai keragaman dan saling pengertian.Â
Bahasa Indonesia menjadi jembatan komunikasi yang menghubungkan Indonesia dengan dunia internasional.
Soeharto juga mengambil peran aktif dalam organisasi internasional, seperti PBB, ASEAN, dan Non-Blok, dengan menggunakan bahasa Indonesia.Â
Hal ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam arena internasional dan menegaskan komitmen negara ini terhadap prinsip-prinsip persahabatan dan kerjasama antarnegara.
Penggunaan bahasa Indonesia oleh Soeharto dalam hubungan diplomatik juga menjadi bagian dari upayanya memperjuangkan hak-hak negara berkembang.Â
Beliau berkomitmen untuk memperkuat solidaritas Selatan-Selatan dan mendorong dialog antara negara maju dan negara berkembang.Â
Dalam setiap kesempatan, Soeharto mengemukakan pandangannya dengan bahasa Indonesia yang lugas dan tegas, mencerminkan keinginan Indonesia untuk berpartisipasi dalam pembangunan global yang adil dan berkelanjutan.
Tentu, kepemimpinan Soeharto tidak luput dari kontroversi dan kritik, termasuk dalam hubungan internasional.Â
Namun, penggunaan bahasa Indonesia sebagai instrumen diplomasi menunjukkan betapa pentingnya menjaga identitas nasional di tengah arus globalisasi dan hubungan internasional yang dinamis.
Dalam retrospeksi, Soeharto telah menetapkan standar dan norma bagi pemimpin Indonesia selanjutnya dalam menggunakan bahasa Indonesia di panggung internasional.Â