Akibatnya, Korea Utara telah menjadi semakin bergantung pada sumber daya dan dukungan internal, yang mendukung kebijakan negara tertutup.
Ketiga, pemimpin Korea Utara, seperti Kim Jong-il dan Kim Jong-un, telah mempertahankan pemerintahan otoriter yang mengendalikan informasi yang masuk dan keluar dari negara.
Ini memungkinkan pemerintah untuk menjaga narasi internal yang kuat dan mengontrol opini publik.
Namun, perlu diingat bahwa kebijakan Korea Utara ini juga telah menimbulkan banyak masalah, termasuk pelanggaran hak asasi manusia dan keterbatasan akses rakyat terhadap informasi dunia luar.Â
Dalam era modern di mana informasi dan interkoneksi global semakin penting, Korea Utara mungkin terus menghadapi tekanan untuk mempertimbangkan perubahan dalam kebijakan tertutupnya.
Pilihan Korea Utara untuk tetap menjadi negara tertutup dapat dijelaskan oleh sejarah, ideologi, dan isolasi internasionalnya.Â
Namun, kebijakan ini juga memiliki konsekuensi serius, dan isu-isu terkait dengan Korea Utara akan terus menjadi perhatian dunia dalam upaya mencari solusi yang lebih baik untuk masa depannya.
Meskipun terdapat banyak perbedaan pendapat tentang Korea Utara, penting untuk menjalani dialog yang terbuka dan konstruktif dengan negara ini.Â
Isolasi total hanya memperdalam ketegangan dan membuat solusi damai semakin sulit dicapai.Â
Masyarakat internasional harus terus bekerja menuju pemahaman yang lebih baik tentang situasi di Korea Utara dan berupaya mencari jalan menuju perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.
Korea Utara adalah subjek yang kompleks dan sering kali dipahami dengan cara yang berbeda oleh berbagai pihak.Â