Mohon tunggu...
Andi Ramadhan
Andi Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis lepas di Kompasiana

Datang berlindung waktu susah dan senang. Tumpang berlindung waktu susah dan senang.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pulang Jum'at, Kembali Ahad (PJKA), Pengalaman Menggunakan Damri

13 September 2023   16:00 Diperbarui: 13 September 2023   17:52 5465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalani kehidupan ganda, tinggal di Jakarta dan pulang ke Malang setiap akhir pekan, adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan perasaan campur aduk. 

Ini adalah kisah tentang kesungguhan, komitmen, dan pengorbanan dalam menjalani karir di ibu kota sambil merindukan rumah di Malang.

Setiap Jumat sore, hati saya penuh haru ketika saya bersiap-siap untuk pulang ke Malang. 

DAMRI menjadi kendaraan yang membawa saya pulang ke kampung halaman untuk bertemu keluarga. 

Dalam perjalanan, saya sering merenung tentang rumah dan keluarga yang saya tinggalkan di Malang. 

Rasa rindu yang mendalam adalah satu-satunya beban emosional yang saya bawa dalam perjalanan ini.

Sesampainya di Malang, saya merasa dihadapkan pada dunia yang berbeda. 

Rumah adalah tempat di mana saya berteduh, dan setiap sudutnya penuh kenangan. 

Bertemu dengan keluarga dan makanan favorit adalah momen yang saya nantikan dengan penuh kegembiraan. 

Perasaan haru saat bersama orang-orang yang saya cintai sangat mendalam.

Namun, Minggu tiba dengan cepat, dan saya harus bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta. 

Perpisahan dari keluarga dan rumah yang hangat adalah momen yang selalu penuh emosi. 

Setiap kali saya memasuki bus DAMRI untuk kembali ke Jakarta, hati saya terasa berat. 

Ini adalah saat ketika saya harus meninggalkan bagian dari diri saya di Malang dan kembali ke rutinitas kehidupan di ibu kota.

Perjalanan DAMRI dari Malang ke Jakarta bukan hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan emosional. 

Ini adalah tentang menjalani kehidupan ganda, menjaga keseimbangan antara karir dan ikatan dengan keluarga dan kampung. 

Ini adalah tentang komitmen untuk meraih tujuan karir sambil tetap terhubung dengan akar dan nilai-nilai yang penting bagi kita.

Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa meskipun perjalanan ini penuh tantangan, itu adalah ungkapan nyata dari komitmen, keberanian, dan ketahanan diri. 

Itu adalah pengorbanan yang dilakukan dengan penuh cinta untuk meraih mimpi. 

Ini adalah kisah tentang perjalanan yang penuh haru, yang mengajar kita bahwa di balik semua pengorbanan, ada kebahagiaan yang lebih besar dalam mencapai tujuan kita.

Jadi, bagi mereka yang menjalani perjalanan serupa, janganlah merasa sendirian. 

Pengorbanan yang Anda lakukan adalah bagian dari perjalanan menuju sukses, dan hati Anda yang penuh haru adalah sumber kekuatan Anda. 

Jaga komitmen Anda dan nikmatilah setiap momen, karena pengorbanan yang Anda lakukan hari ini adalah investasi untuk masa depan yang lebih cerah.

Terima kasih kepada DAMRI yang penuh setia menemani perjalanan dengan aman dan selamat sampai ke tujuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun