But, hey! Itu fiksi.Â
Kita ke dunia nyata, adalah Palestina, tanah terjanji yang menjadi sengketa.
Kedamaian masih sulit dijumpai disana. Berbeda dengan Pandora, Palestina bukanlah negeri yang penuh dengan keindahan layaknya Pandora, sejauh ini dari literatur yang Saya baca.Â
Walau mungkin ada gas alam dan minyak, tapi seharusnya bukan alasan untuk menyerang dan menjajahnya secara mebabi buta. Tapi itulah yang terjadi.Â
Bila di Pandora manusia menyerang makhluk dari jenis yang berbeda, maka yang terjadi di Palestina adalah manusia menyerang manusia, dari jenisnya sendiri, dalam bentuk sebuah negara: Israel.Â
Persamaannya yang paling mencolok dengan kisah suku Na'vi di Pandora adalah ketidakmampuan rakyatnya membalas serangan yang dilancarkan penjajah.Â
Bila suku Na'vi menggunakan senjata seperti panah dan tombak, di Palestina sebagian besar mereka menggunakan batu dan ketapel sebagai senjata: sama lemahnya.Â
Sedangkan Israel, menggunakan senjata yang lebih canggih.[baca ini]Â
Untuk mencapai kemenangan, para petinggi dan rakyat Na'vi bersatu dalam melawan penjajahan. Mereka mengesampingkan ego pribadi.Â
Wajarlah bila alam-pun bersama mereka melalui kuasa Eywa.
Agaknya hal ini sulit terjadi di Palestina bila petingginya sibuk mengurus kepentingannya yang ini itu dan berada dibawah bayang-bayang penjajah.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!