Sejak lama Indonesia sudah menjadi semacam "tanah yang dijanjikan". Saya berani menyebut demikian mengingat sejak zaman kolonial, Indonesia telah menjadi rebutan banyak bangsa. Berbagai tanaman bernilai tinggi sangat banyak dapat dijumpai. Lada dan cengkeh pada zaman itu memang benar-benar ibarat permata.Â
Tak terkecuali kini, walaupun jenis tanaman yang dihasilkan berbeda, Indonesia tetap menjadi salah satu penghasil berbagai produk yang diperoleh dari alamnya yang melimpah.
Tanah Indonesia yang subur dan kaya sumber daya alam tentu sangat menarik. Bertubi-tubi, mulai dari Portugis, Belanda, dan Inggris datang ke wilayah Indonesia untuk berdagang, pada awalnya, dan kemudian mengkoloni negeri ini.
Setelah kemerdekaan, Pemerintah pun mengambil alih berbagai perusahaan perkebunan milik Belanda. Perusahaan-perusahan ini dijadikan sebagai perusahaan penghasil devisa: Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Kini, melalui Holding Perkebunan Nusantara, salah satunya, Pemerintah menargetkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat Go International dan menjadi perusahaan kelas dunia.
Sekilas Holding Perkebunan Nusantara
Holding Perkebunan Nusantara merupakan gabungan dari beberapa BUMN Perkebunan yang sudah hadir lebih dulu, tepatnya pada tahun 1996.Â
Perusahaan ini merupakan BUMN yang bergerak dalam hal pengelolaan, pengolahan dan juga pemasaran hasil perkebunan seperti minyak sawit, karet alam, gula, teh, kopi, kakao dan berbagai hasil perkebunan lainnya.Â
Tujuan dibentuknya ini tak lain adalah untuk memberi kontribusi yang nyata terhadap ekonomi dan pembangunan nasional.Â
Bayangin aja, Holding Perkebunan Nusantara terbentuk dari beberapa perusahaan BUMN yang menyebar mulai dari Aceh hingga ke Sulawesi. Dan lokasinya itu hingga sampai ke berbagai pelosok.Â
Dengan luasan areal tanaman hingga 1,18 juta hektar, perusahaan ini tentu saja udah menjadi 'ladang penghasilan' bagi penduduk di sekitar perusahaan. Bayangin aja, luasan segitu gede siapa yang mau garap kalau bukan masyarakat sekitar? Apalagi menyebar sampai ke pelosok.