Pada umumnya, perjalanan wisata ke Pulau Tidung akan dikelola oleh jasa pemandu wisata secara independent atau yang lebih dikenal sebagai Open Trip. Open Trip sendiri menawarkan berbagai jenis paket wisata di Pulau Tidung beserta opsi durasi dan penginapan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Secara garis besar, masyarakat yang memilih Open Trip dari Pelabuhan Muara Angke akan mendapatkan harga paket wisata yang lebih murah dibandingka dengan dari Pelabuhan Muara Ancol. Selain itu, opsi penginapan yang tersedia yang meliputi homestay dan camp juga berpengaruh pada harga paket wisata.
Selain durasi wisata, opsi kapal, dan opsi penginapan, kurang lebih wisatawan akan mendapat itinerary perjalanan yang sama pada berbagai jasa open trip yang ada. Wisatawan akan berkunjung ke destinasi seperti Jembatan Cinta, Pulau Payung, Saung, hingga snorkeling di Pulau Tidung Kecil. Hal ini membuat perilaku keruangan wisatawan dari berbagai demografi yang ada umumnya tidak akan berbeda jauh.
Salah satu aspek sustainability yang dijalankan oleh masyarakat setempat adalah penggunaan sepeda sebagai alat transportasi. Pulau Tidung melarang penggunaan kendaraan bermotor bagi turis dan warga lokal. Sebagai gantinya, sepeda menjadi alat transportasi yang digunakan untuk bermobilitas di Pulau Tidung. Kebijakan ini akan mendorong keberlanjutan dan pelestarian lingkungan yang ada di Pulau Tidung. Prinsip Community Based Tourism (CBT) diimplementasikan dalam kebijakan ini dengan adanya masyarakat yang membuka usaha rental sepeda. Dapat dikatakan bahwa kebijakan ini merupakan kebijakan yang sangat baik untuk menjaga kelestarian ekosistem, budaya, dan keterlibatan unsur masyarakat lokal dalam pariwisata yang merupakan bagian dari prinsip CBT.
Selain penggunaan sepeda, praktik sustainability lain yang diimplementasikan adalah wisata mangrove. Pulau Tidung Kecil memiliki area mangrove yang menjadi destinasi wisata yang dikunjungi oleh wisatawan. Wisatawan akan diajak untuk mengelilingi area mangrove menggunakan sepeda yang digunakan serta mempelajari teknik konservasi mangrove yang dilakukan di Pulau Tidung Kecil.
Perilaku keruangan wisatawan yang diatur oleh kearifan lokal ini akan menjadi pengalaman baru yang unik dan sesuai dengan prinsip keberlanjutan. Kegiatan bersepeda mengelilingi pulau serta edukasi mangrove menjadi salah satu selling point dalam unsur attraction atau destinasi wisata di Pulau Tidung. Tentunya perilaku ini akan dapat menyebar luas dengan cepat melalui media sosial. Media sosial memegang peranan penting dalam menjaga keberlangsungan pariwisata di Pulau Tidung. Penyebaran pengalaman wisata di Pulau Tidung juga memiliki pesan tersirat bahwa wisata dengan konsep sustainability dapat berhasil diimplementasikan di Pulau Tidung.
Penggunaan sepeda di Pulau Tidung erat kaitannya dengan kearifan lokal yang ada di Pulau Tidung. Interaksi dan keterlibatan masyarakat dalam praktik pariwisata mendorong berkembangnya nilai Inner Development Goals (IDG) di tengah masyarakat. Masyarakat dapat berperan sebagai pelaku dan organisasi wisata serta mengembangkan keterampilan seperti kesadaran diri, integritas, authenticity, empati, dan inklusivitas. Keterampilan ini dapat berkontribusi pada hubungan interpersonal, layanan pelanggan, dan performa secara keseluruhan yang lebih baik. Keterampilan ini dapat membantu dalam memahami dan mengatasi tantangan kompleks yang dihadapi industri pariwisata, seperti perubahan iklim, kesenjangan sosial, dan pelestarian budaya. Dengan memasukkan kerangka IDG ke dalam program pelatihan wisata, para pelaku pariwisata dapat lebih siap menghadapi tantangan kompleks pariwisata di abad ke-21.
Kepulauan Seribu merupakan wisata yang memiliki potensi yang menjanjikan. Lokasinya yang dekat dengan Ibukota Jakarta serta kondisi alam yang masih segar menjadi nilai jual utama destinasi wisata ini. Praktik wisata berkelanjutan seperti penggunaan sepeda sebagai alat transportasi utama serta keterlibatan masyarakat sebagai pelaku wisata merupakan perilaku keruangan yang dapat menjadi attraction wisata di Pulau Tidung. Orientasi wisata yang mengutamakan pelayanan dan kepuasan wisatawan merupakan sebuah keharusan agar pengalaman wisata menjadi berkesan sehingga dapat menarik banyak wisatawan untuk berkunjung kembali di masa yang akan datang.
Â
Daftar Pustaka