Mohon tunggu...
Ardhana Evano
Ardhana Evano Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Indonesia

Mahasiswa Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Memproduksi Ruang Wisata yang Berkelanjutan

16 Desember 2023   13:48 Diperbarui: 16 Desember 2023   13:52 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Studi Kasus: Pulau TIdung, Kepualauan Seribu, DKI Jakarta)

Pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan antara keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial budaya, alam dan ilmu (Anindita, 2015). Pengembangan pariwisata merupakan kegiatan untuk memajukan suatu tempat atau daerah yang dianggap perlu ditata sedemikian rupa, baik dengan cara memelihara yang sudah berkembang atau menciptakan yang baru. Sehingga pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata mengintegrasikan segala bentuk aspek diluar pariwisata yang berkaitan secara langsung akan kelangsungan pengembangan pariwisata (Pitana, 2005).

Penerapan pariwisata berbasis masyarakat atau community-based tourism (CBT) merupakan suatu pendekatan pembangunan pariwisata dengan perencanaan yang partisipatif. Definisi CBT yaitu model pariwisata yang melibatkan masyarakat lokal dengan memberi kesempatan dalam mengelola dan membangun pariwisata, baik secara langsung maupun tidak langsung yang memiliki keterkaitan dengan industri atau usaha pariwisata, sehingga distribusi keuntungan merata kepada komunitas di pedesaan/pesisir dan pulau-pulau kecil (Putra, 2015)

Kepulauan Seribu juga berupaya mensejajarkan diri dengan wilayah-wilayah lain di darat yaitu dengan memberdayakan potensi bahari yang dimiliki. Salah satu kelebihan wisata bahari di Kepulauan Seribu yaitu karena letaknya yang dekat dengan pusat pemerintahan negara. (Puspawigati, 2015). Pariwisata maritim di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kepulauan Seribu dengan keindahan pulau-pulaunya telah menjadi daya tarik utama bagi wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Keanekaragaman hayati laut yang melimpah, terumbu karang yang megah, dan pantai berpasir putih menjadi daya tarik utama bagi wisatawan pecinta alam dan penyelam.

Menurut Andrianto et al, 2016, suatu destinasi wisata memenuhi 4 (empat) komponen pariwisata yang disebut 4A yaitu atraksi (attraction), aksesibilitas (accessibility), fasilitas (ammenity) dan penunjangnya (ancillary). Lebih lanjut Sugiama et al, 2015, menjelaskan bahwa atraksi dapat diperlihatkan dari suasana alam dan penampilan budaya khas daerah setempat, aksesibilitas menyangkut infrastruktur dan layanan transportasi, fasilitas menyangkut ketersediaan berbagai jenis tempat makan minum, penginapan dan pemandu wisata, serta aspek penunjang lainnya seperti lembaga, asosiasi dan komunitas kepariwisataan.

Dalam buku Aspects of Tourism, Rural Tourism, and Sustainable Business, setidaknya ada beberapa poin yang mempengaruhi perkembangan pariwisata, utamanya di Kepulauan Seribu. Poin-poin tersebut antara lain pengetahuan mengenai kapasitas pariwisata lokal, pengembangan akses transportasi di kepulauan, konservasi lingkungan alam, perilaku pariwisata masyarakat dan membangun masyarakat yang sejahtera melalui pendekatan Community Based Tourism (CBT). Tulisan ini akan spesifik membahas mengenai poin perilaku pariwasata masyarakat dan pendekatan CBT dalam implementasinya di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.

Penelitian yang dilakukan oleh Sihotang et al, 2017 menunjukan bahwa demografi pengungjung Pulau Tidung kebanyakan merupakan generasi Milenial dan Gen Z. Kedua generasi ini memandang bahwa pariwisata merupakan bagian dari gaya hidup dan kebutuhan sehingga spending terhadap sektor pariwisata memiliki porsi yang lebih tinggi. Kehidupan pekerjaan yang ada di Jakarta membuat masyarakat perlu melepas penat.

Salah satu teknik marketing yang sering diasosiasikan dengan Kepulauan Seribu adalah destinasi wisata yang dekat dengan Ibukota Jakarta sehingga bisa menjadi short getaway untuk melepas penat. Kepualauan seribu digambarkan dengan pemandangan alami yang kondisinya berbanding terbalik dengan kondisi yang ada di wilayah kota. Hal ini mendorong banyak masyarakat untuk berkunjung ke Kepulauan Seribu, salah satunya adalah Pulau Tidung.

Pulau Tidung merupakan salah satu pulau penduduk di Kepulauan Seribu. Jenis pulau di Kepualauan Seribu terbagi menjadi pulau wisata dan pulau penduduk. Pulau wisata merupakan pulau yang dikhususkan untuk kegiatan pariwisata saja, sedangkan pulau penduduk juga berfungsi sebagai tempat tinggal dan aktivitas penduduk lokal. Masyarakat di Pulau Jawa yang berkunjung umumnya akan menaiki kapal dari dua Pelabuhan, Pelabuhan Muara Angke dan Pelabuhan Marina Ancol. Perjalanan dari Muara Angke ditempuh selama 4 jam menggunakan kapal penduduk. Perjalanan dari Marina Ancol ditempuh selama 1-2 jam menggunakan kapal cepat. Diferensiasi ini akan juga berpengaruh demografi dan perilaku ruang yang terbentuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun