Mohon tunggu...
Ardha Kesuma
Ardha Kesuma Mohon Tunggu... Relawan - sesukasukaku

Ardha Kesuma, perempuan pencerita di Ruang Renjana Podcast yang selalu jatuh hati pada Ibu Bumi. Berupaya menerapkan gaya hidup minimalis, tidak memakan olahan dari binatang, selalu menghabiskan isi piringnya, mengumpulkan sampah plastik pribadi untuk dibawa ke tempat pengolahan sampah. Sejak 2017 merawat kehidupan melalui gerakan lingkungan dan literasi. Untuk keperluan terkait tulis-menulis, lingkungan, dan literasi, bisa menghubungi via email ardhakesuma@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Artikel Utama

Pariwisata Parangtritis Langgeng Tanpa Sampah, Mampukah?

29 Agustus 2023   18:53 Diperbarui: 30 Agustus 2023   16:38 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengolahan Sampah di Garduaction, Parangkusumo. (dok. pribadi)

Pantai Parangtritis telah lama digadang-gadang sebagai andalan sektor pariwisata di Kabupaten Bantul. Bahkan, sejak Januari 2023, Parangtritis diberlakukan tarif retribusi pada kunjungan ketika malam hari. Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul mencatat pada triwulan pertama tahun 2023, terdapat pemasukan tambahan sebesar 850 juta rupiah, khusus jam malam.

Atas hal tersebut, dapat diprediksi pada sepanjang tahun 2023 ini, Pantai Parangtritis dengan didukung wisata bahari Pantai Depok dapat menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bantul mencapai tiga miliar rupiah.

Beberapa tahun terakhir, area wisata Pantai Parangtritis telah berkembang dari sekadar sajian pemandangan hamparan pantai. Berkat kreativitas dari masyarakat lokal, kini calon pengunjung Pantai Parangtritis memiliki pilihan variasi destinasi khas pesisir.

Tepian Samudera Hindia di bagian selatan Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut, telah terdapat ragam destinasi wisata. Gumuk pasir jenis Barchan tentu tak boleh terlewatkan oleh pengunjung. Dari sana pula, dikembangkan mangrove asosiasi jenis Cemara Udang yang tak dapat luput dari perhatian wisatawan.

Kecanggihan media digital tentu ikut andil dalam proses publikasi keelokan alam Pesisir Parangtritis. Lebih lanjut, dunia maya berhasil mengajak lebih banyak orang menguji adrenalin dengan menggunakan layanan wisata jeep dan motor trail untuk menyusuri hamparan gumuk pasir yang bergelombang.

Sementara itu, orang-orang yang menyukai ketenangan, akan berbondong-bondong menikmati momentum matahari terbenam. Sedangkan bagi sebagian umat penganut agama maupun keyakinan, pada Parangtritis pula mereka datang atas misi spiritual. Begitu beragamnya tujuan pengunjung Parangtritis bukan hanya mampu representasi ruang wisata yang inklusi, namun juga sebagai energi perputaran ekonomi.

Pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) dan Jembatan Kretek II yang tujuan utamanya untuk menunjang distribusi kebutuhan bahan-bahan pokok di bagian pesisir selatan Pulau Jawa, justru telah menjelma sebagai pemantik gairah berwisata. Para kaum muda dan pasangan paruh baya bersama keluarga kecilnya berlalu-lalang mengisi waktu sore hari sembari berburu makanan ala street food. Terciptalah sumber perekonomian dari kelompok pedagang kaki lima.

Masyarakat Lokal dalam Fenomena Warung Dadakan

Sebagai Negara Kepulauan dengan karakter alamnya yang beragam, Indonesia tak perlu diragukan lagi perkembangan sektor pariwisatanya. Hampir setiap tempat di Indonesia, potensial untuk dikembangkan dengan konsep pariwisata. Desa Wisata menjadi potret bahwa kearifan lokal mampu dikemas dalam wajah pariwisata.

Begitu pula Parangtritis yang menyimpan mitos, sejarah, budaya, dan keunggulan karakteristik alam yang terus melaju beriringan dengan gelar primadona pariwisatanya.

Tumbuh dan berkembangnya pariwisata suatu daerah, tentu dampak baiknya bukan hanya bagi pendapatan pemerintah daerah. Masyarakat lokal dipastikan mampu bertahan hidup dari aktivitas wisata di lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun