Mohon tunggu...
Ardella Bernica
Ardella Bernica Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UAJY

Love yourself!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hate Speech Dipidanakan untuk Memberi Efek Jera

10 Desember 2021   17:17 Diperbarui: 10 Desember 2021   17:21 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, melahirkan sebuah media baru yang kerap disebut sebagai new media. New media, seperti internet, memungkinkan adanya interaksi secara langsung oleh dua pihak atau banyak pihak. New media seringkali dikenal sebagai social media yang kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. 

Dalam buku The Cambridge Handbook of Intercultural Communication (Rings, G. & Rasinger, S. M., 2020), social media dikonseptualisasikan sebagai "pusat distribusi informasi yang penting" yang memfasilitasi adaptasi budaya melalui dukungan sosial dalam proses migrasi. 

Penggunaan social media memungkinkan pendatang untuk memperluas jaringan pribadi, mencari dukungan dari orang lain (baik itu dukungan sosial maupun dukungan emosional), serta meningkatkan adaptasi budaya melalui ikatan antara individu dan kelompok. Social media juga dapat membantu siswa internasional dalam adaptasi budaya dengan bertukar informasi dan membangun jejaring sosial. 

Namun, social media dapat memengaruhi perilaku sosial penggunanya dalam tiga dimensi, yaitu initiating, maintaining, dan social information seeking. Initiating sendiri terjadi ketika kita bertemu dengan orang baru dan memulai pertemanan dengan orang baru.

Maintaining terjadi ketika kita menggunakan social media untuk mempertahankan ikatan atau hubungan yang sudah ada. Sedangkan social information seeking sendiri merupakan aktivitas mencari informasi melalui koneksi offline atau hubungan dengan orang lama.

Social media memungkinkan setiap orang untuk membuat suatu koneksi sosial serta memeliharanya melalui penciptaan dan distribusi informasi. Bagi siswa internasional atau orang dari luar negeri, social media membantu pendatang beradaptasi dengan sosial dan budaya negara tuan rumah atau negara yang sedang dikunjungi. 

Dukungan sosial yang diberikan dari koneksi sosial juga akan membantu pendatang untuk mencari ikatan baru, serta mengurangi stres akibat akulturasi budaya yang terjadi.

Dari sekian banyak manfaat yang dihadirkan oleh sosial media, tentu terdapat pula berbagai dampak negatif yang ditimbulkan. Salah satunya adalah munculnya cyberbullying dan hate speech. Cyberbullying merupakan perundungan yang dilakukan melalui internet. 

Sedangkan hate speech  merupakan ujaran kebencian yang diberikan untuk menghasut dan menebarkan kebencian pada seseorang atau sekelompok masyarakat. 

Tingginya jumlah pengguna media sosial dan juga tingginya intensitas penggunaan media sosial, jelas memberi peluang yang besar terjadinya cyberbullying dan juga hate speech. 

Salah satu contoh hate speech yang terjadi melalui media sosial adalah kasus hate speech yang menimpa pedangdut cantik Ayu Ting Ting dan putrinya, Bilqis. Hate speech yang ia terima dari akun instagram @gundik_empang, akhirnya ia bawa ke ranah hukum karena dianggap sudah kelewatan.

Pelaku hate speech yang diketahui berinisial KD, mengaku memang tidak menyukai Ayu Ting Ting. Dilansir dari TribunJateng.com (2021), KD menuding Ayu suka melakukan plagiat dan sok bisa berbahasa Korea. KD juga sempat menghina budaya berpakaian Ayu yang dinilai tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. 

Orang tua Ayu Ting Ting sudah sempat berkunjung secara langsung ke kediaman KD. Namun, beliau hanya bertemu dengan ibunda KD karena pelaku hate speech tersebut sedang bekerja sebagai TKW di Singapura. 

Meskipun setelah kejadian tersebut KD langsung membuat video permintaan maaf dan diunggah melalui media sosial, Ayu Ting Ting tetap ingin menuntut dan membawa kasus ini ke ranah hukum. 

Dilansir dari TribunNews.com (2021), Ayu menyampaikan bahwa sangat mudah bagi orang yang bersalah untuk meminta maaf. Ketika orang meminta maaf pasti akan langsung dimaafkan, namun kasus ini tetap harus dibawa ke jalur hukum untuk memberikan efek jera sehingga kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali.

Sumber:

Rings, Guido & Rasinger, Sebastian M. (2020). The Cambridge Handbook of Intercultural Communication. Cambridge: Cambridge University Press.

TribunJateng.com. (2021). Ini Isi Hujatan Kartika Damayanti yang Hina Ayu Ting Ting dan Bilqis yang Bikin Umi Kalsum Murka. Diakses dari https://jateng.tribunnews.com/2021/08/04/ini-isi-hujatan-kartika-damayanti-yang-hina-ayu-ting-ting-dan-bilqis-yang-bikin-umi-kalsum-murka?page=4

TribunNews.com. (2021). Ayu Ting Ting Tetap Proses Hukum Meski Kartika Damayanti Sudah Meminta Maaf. Diakses dari https://www.tribunnews.com/seleb/2021/07/30/ayu-ting-ting-tetap-proses-hukum-meski-kartika-damayanti-sudah-meminta-maaf

Sumber gambar:

TribunJateng.com. (2021). Ini Isi Hujatan Kartika Damayanti yang Hina Ayu Ting Ting dan Bilqis yang Bikin Umi Kalsum Murka. Diakses dari https://jateng.tribunnews.com/2021/08/04/ini-isi-hujatan-kartika-damayanti-yang-hina-ayu-ting-ting-dan-bilqis-yang-bikin-umi-kalsum-murka?page=4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun