Mohon tunggu...
ARDELIA PUTRI 2020
ARDELIA PUTRI 2020 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perbankan Syariah 2020

Mahasiswa PSY 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memegang Prinsip Akuntansi Syariah dalam Berbisnis

28 Juni 2021   19:26 Diperbarui: 28 Juni 2021   19:55 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekonomi adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam sistem perekonomian, dibutuhkan 'bisnis'. Apakah yang dimaksud dengan bisnis? Bisnis adalah sebuah sistem ekonomi dimana barang atau jasa dipertukarkan dalam bentuk lain/uang. Sebagai umat muslim, perlu adanya penerapan syariah dalam sistem perekonomian maupun berbisnis. Dalam sistem ekonomi, perlu adanya akuntansi. Begitu pun dalam sistem ekonomi Islam, pasti perlu adanya penerapan akuntansi syariah dalam berbisnis. 

Berikut ini beberapa prinsip Akuntansi Syariah dalam berbisnis: 

1. Prinsip Akuntabilitas

Prinsip Akuntabilitas/pertanggungjawaban merupakan prinsip yang kerap kali kita temukan di kalangan umat muslim. Prinsip ini memiliki artian dimana setiap perbuatan manusia akan dimintai pertanggungjawabannya. Terlebih lagi dalam sistem Ekonomi Islam. Dimana semua laporan-laporan keuangan harus dipertanggungjawabkan dengan sebenar-benarnya oleh pelaku ekonomi yang berkaitan. Dalam Islam, sangat tidak dibenarkan, untuk tidak bertanggungjawab mengenai hal sekecil apapun. 

2. Prinsip Kesaksamaan 

Pada prinsip ini, masyarakat terutama umat muslim harus mengutamakan rasa adil dan kesejahteraan ditengah masyarakat. Dalam proses akuntansi syariah, umat muslim harus melakukan setiap perbuatan antara umat muslim yang satu dengan yang lainnya. Tidak dibenarkan untuk pilih kasih terhadap satu sama lain. Contohnya: Manajer yang harus adil terhadap karyawan satu dengan yang lainnya. Jika adil sudah di terapkan dalam diri maupun dalam berbisnis, maka hidup kita akan damai dan tentram. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Maidah ayat 8 yang berbunyi 

"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjasi saksi dengan adil dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendoromg kamu untuk berlaku tidak adil." 

3. Prinsip kejujuran

Dalam Ekonomi Islam, sikap jujur ini harus diterapkan. Terlebih lagi dalam transaksi-transaksi ekonomi. Pelaku ekonomi harus mengutamakan nilai kejujuran dalam melaporkan hal sekecil apapun. Contohnya dalam laporan keuangan. Tidak boleh berkurang satu nominal pun dalam laporannya. Karena tanggungan nya akan menjadi tanggungan di akhirat.   Dan nilai kejujuran akan menciptakan nilai dan potensi diri kita sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun