Cahaya dan gelap merupakan salah satu contoh dari dialektika, yaitu dualisme yang merupakan fondasi pemahaman kita terhadap diri sendiri, orang lain, dan dunia. Belajar untuk terampil menyandingkan alih-alih terlalu membandingkan.
Menyadari bahwa dualisme merupakan daur atau siklus hidup. Sehingga keterampilan tidak melekat di salah satu akan sangat membantu. Tidak memusuhi gelap, juga tidak terlalu mengelu-elukan cahaya.
Cara Hidup 3 metafora dalam bingkai Being (menjadi) and Time Lifeworld (dunia hidup manusia yang penuh makna).
Sugih tanpa Bandha, Digdaya tanpa Aji, Nglurug tanpa Bala, Menang tanpa Ngasorake. Secara harafiah dapat diartikan: Kaya tanpa Harta, memiliki Kesaktian tanpa Ilmu/benda pusaka, Menyerang tanpa bala Pasukan, Menang tanpa Merendahkan.
1. Sugih tanpa bandha : kaya tanpa harta. Kaya yang dimaksud sebenarnya adalah tidak berkekurangan, artinya bukan semata-mata harta yang menjadikan tolok ukur (konsep wealth alih-alih rich). Kaya yang dituju dalam hidup bukanlah pengumpulan harta benda dan uang selama hidup namun juga relasi silahturahmi yang beragam dan harmonis.
2. Digdaya tanpa aji Kekuasaan sering kali tercipta karena suatu kemenangan fisik, kemenangan mental. Ungkapan Jawa ' digdaya tanpa aji ' tersebut di atas, kata-kata kekuasaan bukan juga karena kita mempunyai suatu ilmu beladiri / ilmu tenaga dalam / aji-aji. Namun disini, suatu kekuasaan tercipta karena citra dan wibawa seseorang, perkataannya, membuat orang lain sangat menghargainya. Sehingga apa yang diucapkannya, orang lain senantiasa mau mengikutinya (meningkatkan nilai diri dan soft skill).
3. Nglurug tanpa bala Ungkapan Jawa nglurug tanpa bala dapat di artikan secara harafiah ' menyerang tanpa pasukan '. Di sini memiliki arti bahwa kita haruslah menjadi orang yang berani bertanggung jawab, berani untuk beraksi walaupun terkadang tinggal kita sendiri. Sikap ini adalah mencontoh sikap kesatria, proaktif, visioner dan terampil merespon alih-alih reaktif.
4. Menang tanpa ngasorake Ungkapan Jawa menang tanpa ngasorake tersebut memiliki arti bahwa tujuan pencapaian kita yang kita harapkan, kemenangan yang kita inginkan, haruslah tanpa merendahkan orang lain. Secara modern filosofi ungkapan ini sama dengan ' win win solution ', yang memiliki arti semua pihak yang berselisih paham memiliki hasil yang menguntungkan untuk semuanya.