ketiga identitas perilaku ini menggambarkan sosok Raden Mas Panji Sosrokartono sebagai seorang yang:
Autentik : Menjalani kehidupan yang otentik berarti menghadapi masa-masa sulit dan tumbuh melewatinya, tidak berpura-pura hal itu sempurna padahal sebenarnya tidak. Kehadiran dibutuhkan untuk memproses bukan sekedar mengalihkan apalagi menyangkal. Beliau selalu menjadi dirinya sendiri tanpa perlu berpura-pura.
Berintegritas : Beliau mempunyai kualitas diri yang menunjukkan keselarasan antara ucapan, keyakinan, dan tindakan seseorang (Koheren). Integritas juga dapat diartikan sebagai sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
Tulus : Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI merupakan sungguh dan bersih hati atau benar-benar keluar dari hati yang jujur.
Berikut adalah tiga poin utama dari ajaran beliau berkaitan mengenal diri :
1. Tansah anglampahi muriding agesang: Menjadi Murid Kehidupan yang Senantiasa Belajar
 Artinya, kita harus terus belajar dari setiap pengalaman yang kita alami. Hidup adalah guru yang tidak pernah berhenti mengajar. Setiap hari, setiap kejadian, baik atau buruk, adalah pelajaran yang berharga. Dengan menjadi murid kehidupan, kita bisa terus berkembang dan memperbaiki diri (selaras dengan konsep life lesson).
2. Sinau ngarosake lan nyumerapi tunggalipun manungsa, tinggalipun rasa, tunggalipun asal lan maksud agesang: Memahami Kesatuan dan Tujuan Hidup
Ajaran ini menekankan pentingnya belajar untuk merasakan dan memahami bahwa manusia itu satu, berasal dari asal yang sama, dan memiliki tujuan hidup yang sama (empati dan cerdas secara emosi). Â
3. Murid, gurune pribadi, muride pribadi, Pamulangane sengsama sesami: Menjadi Guru dan Murid bagi Diri Sendiri
Menurut Raden Mas Panji Sosrokartono, setiap individu adalah murid dan guru bagi diri mereka sendiri. Kita adalah mahir sekaligus amatir dalam kisah hidup. Kita bisa saja hebat di beberapa bidang sekaligus juga payah di beberapa bidang lainnya.