Mohon tunggu...
Ardel Bayu Adityo
Ardel Bayu Adityo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana | Jurusan Ilmu Komunikasi | Prodi Digital Communication | NIM 44521010069

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono

25 Oktober 2024   00:08 Diperbarui: 25 Oktober 2024   13:52 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zuhud Terhadap Kekuasaan dan Jabatan
Digdoyo Tanpo Aji (Tak Terkalahkan Tanpa Kesaktian)

Lirik kedua dari lagu "Sugeh Tanpo Bondo" Karya
R.M.P Sosrokartono berbunyi Digdoyo tanpo aji berarti Tak terkalahkan tanpa kesaktian. Penyair menggunakan kata Digdoyo sebagai sebuah simbol kemenangan.  seseorang dan Aji sebagai sebuah simbol kekuatan, kekuasaan, kedudukan, jabatan. Penyair memberi sebuah gambaran seseorang yang tidak dapat dikalahkan meskipun tidak memiliki kekuatan, mulia meskipun tidak memiliki kekuasaan. Lirik kedua ini menggambarkan seseorang yang memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu tidak serta merta hanya dapat dikalahkan oleh kesaktian tetapi kita dapat menang dengan kebaikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Al-Qushayri yang mengatakan bahwa Yahya bin Mu'ad berkata seseorang tidak akan sampai pada tingkatan zuhud kecuali karena tiga hal yaitu berbuat tanpa ketergantungan (pamrih), ucapan tanpa nafsu dan kemuliaan tanpa kekuasaan.

Pada lirik lagu ini, tak terkalahkan tanpa kesaktian berarti kita tidak perlu berguru mencari kesaktian untuk dapat menang. Kesaktian disini bukan hanya berarti ilmu sakti tetapi kesaktian diartikan sebagai suatu kekuasaan. Seseorang tidak perlu memiliki kekuasaan ataupun jabatan yang tinggi untuk dapat menang. Menang disini sebagai simbol kebaikan. Tanpa adanya kekuasaan, jabatan, kesaktian kita masih bisa menang dan tak terkalahkan dengan adanya ilmu pengetahuan dan keimanan. Lirik kedua ini juga menggambarkan ciri orang yang memiliki sikap zuhud yaitu mendapat kemuliaan atau kemenangan tanpa kekuasaan atau jabatan. Seseorang ini tidak mementingkan posisi dan kedudukannya dihadapan manusia lain dan selalu bersikap rendah hati. Ruwaim Ibn Ahmad mengatakan bahwa zuhud ialah menghilangkan bagian jiwa dari dunia, baik berupa pujian dan sanjungan, maupun posisi dan kedudukan disisi manusia.

 Zahid lebih fokus dalam beramal dan beribadah demi memperoleh pahala untuk akhirat dan terselamatkan dari siksa api neraka. Meski diberi kekuasaan dan kedudukan, seseorang yang memiliki sikap zuhud tersebut akan mempergunakannya untuk mengabdi kepada Allah bukan untuk serakah, kepentingan pribadi dan semenamena dengan orang lain dibawahnya. Kekuasaan juga tidak disalah gunakan untuk mengumpulkan kekayaan dengan cara haram seperti korupsi, dll. Konsep zuhud dalam pendidikan islam menjelaskan bahwa seseorang yang zuhud tersebut ialah berzuhud terhadap harta benda dan kekuasaan dunia bukan terhadap

ilmu pengetahuan. Bahkan seseorang yang zuhud
kebanyakan adalah orang yang berilmu, untuk bekal hidupnya diakhirat nanti. Tak terkalahkan tanpa kesaktian berarti seseorang merasa kuat jika memiliki keimanan yang kuat dan yakin disetiap langkahnya akan selalu dilindungi
Allah SWT. Jika ada kejahatan dan bahaya yang
mengancam didepan mata, seseorang ini akan bersikap pasrah tanpa mengedepankan kekerasan tetapi bertindak dengan akal pikiran dan hati serta yakin bahwa sejatinya kesaktian dan kekuatan semata-mata dari Allah. Allah Maha Kuat dan Maha Segalanya. Allah akan selalu melindungi orang-orang yang beriman dan berada dijalan yang benar.

pembahasan baru berkaitan sebagai upaya pencegahan korupsi, dikaitkan dengan filosofi eyang Sosrokartono di adaptasi ke pendidikan karakter

Upaya Pencegahan Korupsi di Indonesia

Salah satu butir Nawacita Presiden Joko Widodo adalah memperkuat pendidikan karakter bangsa. Presiden Joko Widodo ingin melakukan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang akan diterapkan di seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk di dalam dunia pendidikan.

Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengacu pada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills) sebagai manifestasi dari nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.

Karakter mengandung nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan,
mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku.

Karakter merupakan kemampuan individu untuk mengatasi keterbatasan fisiknya dan kemampuannya untuk membaktikan hidupnya pada nilai-nilai kebaikan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun