"Ilmu Kantong Bolong" (gotong royong)
"Suwung Pamrih" pada hakikatnya menjadi dasar bagi Sosrokartono mencetuskan ajaran Ilmu Kantong Bolong. Bagi Sosrokartono apapun yang beliau lakukan semuanya kosong dari pamrih, tidak mengharap suatu apapun, semuanya dilakukan atas dasar keihklasan.
Seseorang yang tulus, tidak pamrih maka ia tidak mempunyai rasa takut. Apapun kedudukannya, betapapun jabatannya, ia akan tetap berjalan diatas kebenaran dan keadilan.
Sedangkan orang yang mempunyai pamrih itu sama dengan orang yang lemah. Orang yang pamrih akan mendapatkan sesuatu, jadilah ia berutang budi kepada yang memberi sesuatu
Ajaran "Suwung pamrih tebih ajrih" perlu diletakkan pada wilayah kehidupan sosial, sebagai wujud bermasyarakat yang seharusnya bertindak dengan diliputi niat yang baik dalam menolong sesama manusia, dengan penuh keikhlasan dan tanpa pamrih, hanya semata-mata berniat menjalankan pengabdian kepada Allah SWT. Orang yang dapat menjalankan ajaran ini adalah orang yang mempunyai integritas sosial yang tinggi.
hidup berkeutamaan
1. Beres, mantep, wani = (kula badhe nyobi prabotanipun wong lanang, inggih punika: bares, mantap, wani)
2. Tidak takut bahaya, jangan berkhianat =(mboten kenging tiyang jaler ngunduri utawi nyingkiri bebaya utami, saha cidra dhateng pengajeng-ajeng lan kepercadosipun sesami)
3. Berani mengku (memiliki), hati, pikiran, jasmani baik, = (wani mengku; antepingati, kecenging pikir, boboting kekuatane)
4. Berani, tidak takut, jangan lari tanggungjawab; =(sampun duwe rasa wani)