Mohon tunggu...
Ardelia Garnadi
Ardelia Garnadi Mohon Tunggu... -

Redaktur majalah anak-anak dengan pemikiran sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ngeri

5 Maret 2013   10:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:17 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Napas terhimpit setiap menatap jalan tak rata

Setiap undakan

Terasa menekan



Labirin raya terlihat rumit

Tidak seperti yang kulihat setiap hari

Hingga sampai di muara

Tempat pertolongan tak perlu diminta



Denting alumunium

Riuh alunan kosakata

Terjerembab dalam satu lingkar ruang yang sama



Perawat menyambut

Menghantar pada ranjang mengerikan

Tatap miris penuh tanya

Tak dapat kuhindari



Hijau kain dibentangkan

Membelenggu tubuh tak bergerak

Lima bola lampu marah

Terjun langsung memamerkan nyeri

Darah bergejolak



Benang mulai menyulam daging

Merusak molek bersih lekukan tubuh

Setiap tarikan terbayang kain

Enam jahitan mengukir perih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun