Mohon tunggu...
Arda VidaSabella
Arda VidaSabella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo, saya adalah seorang mahasiswa hukum biasa. Seorang yang masih sangat minim ilmu dan masih terus belajar untuk menjadi pribadi yang dapat berguna dan bermanfaat bagi lingkungan saya.

Selanjutnya

Tutup

Film

Film Game Change: Sejarah, Politik dan Praktik Konsultasi yang Terkandung Didalamnya

15 November 2021   17:03 Diperbarui: 15 November 2021   18:34 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Sebuah karya film yang menceritakan tentang situasi dan konflik yang terjadi pada saat Pemilu di Amerika Serikat antara Barack Obama dan John McCain, pada tahun 2007. Film yang diproduksi oleh Play Tone Production dan disutradarai oleh Jay Roach, dibintangi oleh aktor dan aktris papan atas Hollywood yaitu diantaranya Julianne Moore, Woody Harrelson dan Ed Harris. 

Film ini terfokus pada Sarah Pallin seorang Gubernur Kota Alaska yang dipilih oleh Senator Jonh McCuin untuk menjadi pasangannya dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat pada tahun 2007, Senator McCain memilih Sarah yaitu atas dasar Saran dari Steve Schmidt, yang diyakini oleh Steve dapat menyaingi kharisma dan kepopuleran Obama yang saat itu sangat dikenal oleh masyarakat Amerika.

Bermula pada Agustus 2007, John McCain yang menghubungi Steve Schmidth seorang Senior Campaign Strategist yang berkeluh kesah tentang pemilu yang dihadapinya, serta memintanya untuk bergabung ke dalam tim suksesnya dalam pemilu pada tahun 2008, dan akhirnya steve pun meng-iyakan tawaran dari Senator McCain tersebut. 

Kemudian pada 24 Juli 2008, Barack Obama berpidato di Berlin, Jerman dengan sangat apik dan antusias luar biasa dari masyarakat Amerika, yang membuat John McCain dan para staff nya berpikir harus segera mengambil tindakan jika tidak maka Senator McCain akan semakin kehilangan suara. 

Fred Davis, seorang Chief Media Strategist kemudian menyarankan untuk mengangkat isu tentang Pendeta Wright yang pernah mengatakan "Amerika Sialan". Namun saran tersebut ditolak oleh John McCain karena ia ingin melaksanakan kampanye yang bisa dibanggakan oleh anak-anaknya. 

Setelah itu, Steve menyarankan untuk membuat sebuah iklan yang berisi tentang pertanyaan sederhana bagi masyarakat Amerika, yaitu "Apakah kalian ingin presiden berikutnya seorang negarawan, atau seorang selebriti?". Ide tersebut pun langsung mendapat lampu hijau dari Senator John McCain.  

Kemudian permasalahan selanjutnya yaitu datang dari siapa yang akan menjadi pasangannya nanti. Mulanya Senator McCain telah memilih Joe Liebermen akan tetapi sebagian besar staff tim suksesnya tidak menyetujuinya karena Libermen dan Senator berasal dari partai yang berbeda dan mereka berdua juga memiliki perbedaan pendangan, dimana Liebermen adalah seorang Pro-Choice sedangkan Senator McCain seorang Pro-Life. 

Namun, hal ini ternyata bocor di kalangan media, sehingga para media "menggoreng" isu ini dengan mengatakan jikalau John McCain benar menggandeng Joe Liebermen maka akan memecah belah Amerika Serikat. 

Menanggapi hal ini, Senator pun meminta kepada staff nya untuk segera mencarikan pasangan untuknya, kali ini Senator ingin memperoleh hati dan suara dari kaum perempuan sehingga ia menginginkan pasangannya yaitu seorang perempuan.

Pencarian pun dilakukan, Rick Davis seorang Campaign Manager kemudian memperoleh beberapa kandidat diantaranya Meg Witman, Linda Lingle, Kay Bally Hutchison, hingga Susan Collins. Akan tetapi akhirnya pilihan dijatuhkan kepada Sarah Palin seorang Gubernur Alaska dan ibu dari 5 anak. 

Menurut Davis dibandingkan dengan kandidat yang lain Sarah lah yang paling cocok untuk dipasangkan dengan Senator McCuin, keputusan ini pun disetujui oleh Steve Schmidth.

 Alasan Steve dan Davis akhirnya memilih Sarah yaitu karena Sarah dianggap memiliki pesona dan kharisma bintang yang dapat menandingi Obama, selain itu Sarah juga seorang Pro-life dengan demikian sepaham dengan Senator McCain. Kemudian Sarah Palin pun diverifikasi untuk mengetahui apakah dia layak menjadi pasangan Senator McCuin dalam Pemilu nanti. Verifikasi dilakuakan oleh Steve dan Davis yang kemudian juga dibantu oleh Mathew Scully sebagai penulis pidato Sarah serta Nicole Wallace yang menjadi konsultan komunikasinya.

Setelah serangkaian verifikasi dilakukan Sarah Palin pun dipertemukan dengan Senator John McCain, hingga akhirnya pada 29 Agustus di Wright State University, Dayton Ohio, Sarah untuk pertama kalinya diperkenalkan kepada publik sebagai pasangan calon wakil presiden dari John McCuin. 

Dan semenjak hari tersebut, kehidupan Sarah dan keluarganya pun tak lepas dari sorotan media dan pers, berbagai berita beredar di media tentang Sarah Palin, yang salah satunya anak terakhirnya yang terlahir cacat dan anaknya Bristol yang masih remaja, yang ternyata sedang hamil 5 bulan akibat pergaulan bebas. 

Kelemahan-kelemahan Palin pun terkuak, dan dari sinilah akhirnya masalah mulai bermunculan yang beresiko merusak citra Sarah Palin yang saat itu menjadi calon wakil presiden.

Namun, ketika rapat partai Sarah Palin tampil memukau dan berwibawa dalam pidatonya yang saat itu berbicara mengenai anak difabel, ia mengatakan bahwa jika ia terpilih ia akan memberikan tempat dan perlindungan bagi mereka kaum difabel. Pidato tersebut menjadi kebangkitan bagi Sarah dan menepis berbagai kabar miring dirinya dan media serta  publik pun mulai bersimpati, hingga Sarah pun berhasil mendapat dukungan dari mereka terutama kaum Perempuan.

Tidak disangka-sangka ternyata Sarah Palin lemah dalam pengetahuannya tentang Kebijakan Luar Negeri, sehingga dalam wawancara pertamanya ia menjawab dengan buruk segala pertanyaan yang ditanyakan padanya dan ia pun diperbincangkan dalam berbagai media dan pers. 

Sarah Palin kemudian mengalami krisis kepercayaan diri. Hingga akhirnya Sarah mencoba bangkit kembali dengan dukungan yang didapatnya dari keluarganya. 

Dan ia pun berhasil dalam memenangkan debat publik melawan Biden (pasangan Obama), ia mulai dijunjung dan diagung-agungkan kembali oleh media dan pers. Akan tetapi hal tersebut membuatnya lalai dan kesombongan pun mulai tumbuh dalam dirinya.

Hingga diakhir cerita, pasangan John McCain dan Sarah Palin mengalami kekalahan. Mereka kalah 5-8 dari pasangan Obama dan Biden. John McCain-Sarah Palin mendapatkan kekalahannya di Pensylvania, Ohio dan Virginia. Akhirnya Senator John McCain pun mengumumkan secara resmi kekalahannya, dan berterima kasih sekaligus meminta maaf kepada semua pendukungnya yang selama ini telah mendukungnya.

Film ini secara keseluruhan disajikan dengan apik. Sceen-timer masing-masing tokoh mendapat porsi yang "pas". Karakterisasi yang ditampilkan tak perlu diragukan lagi, aktor dan aktris Amerika tidak main-main ketika beradu peran. Peralihan dari adegan yang satu ke adegan yang lain juga dilakukan denggan sangat apik. Bagi penikmat film ber-genre sejarah dan drama politik, film ini menjadi salah satu rekomendasi yang wajib ditonton.

Selain memiliki road movie yang bagus dan pesan moral yang tersampaikan dengan baik. Game Chance juga mengandung pengetahuan mengenai salah satu cara untuk menyelesaikan konflik atau permasalahan yang sedang terjadi atau dihadapi, yaitu Konsultasi. 

Dimana konsultasi diartikan sebagai proses memberikan bantuan kepada seseorang oleh orang yang ahli dan memenuhi standar kualifikasi pada area tertentu untuk mengetahui tentang diri mereka, mengembangkan potensi, menyelesaikan masalah, membuat keputusan, penyetelan diri, dan lain-lain. 

Proses konsultasi ini terlihat dalam beberapa adegan yang terjadi di dalam film. Salah satunya yaitu ketika Senator John McCain bertemu dengan Steve Schmidt untuk meminta saran mengenai calon pasangan mana yang harus ia gandeng untuk pemilu Presiden dan Wakil Presiden nanti, atau ketika John McCain menelepon salah satu staff nya dan menanyakan pendapatnya mengenai Sara Palin apakah menurutnya ia cocok untuk dijadikan pasangannya dalam pemilu, dan staffnya itu pun memberikan pendapatnya dan juga disertai data-data serta kemungkinan dan resiko yang mungkin terjadi, semua itu disampaikan pada Senator McCain.

            Kurpius menyebutkan bahwa ada sembilan tahap pelaksanaan proses konsultasi diantaranya yaitu:

1. Pre Entry (sebelum masuk)

Konsultan menjelaskan nilai-nilai kebutuhan, anggapan, dan tujuan tentang individu, kelompok, organisasi serta menilai kemampuan dan keterampilan konsultan sendiri.

2. Entry (masuk)

Pernyataan masalah diungkapkan, dihubungkan, dirumuskan, dan menetapkan langkah-langkah yang perlu diikuti.

3. Gathering Information (pengumpulan informasi)

Untuk menjelaskan masalah dengan cara mendengarkan, mengamati, memberi pernyataan, pencatatan yang baku, interview, dan pertemuan kelompok.

4. Defining Problem (merumuskan masalah)

Penilaian informasi digunakan dalam menentukan tujuan untuk perubahan.

5. Determining Problem Solution (menentukan solusi masalah)

Informasi dianalisis dan disintesis untuk menemukan pemecahan masalah yang paling efektif terhadap masalah yang dihadapi konsulti.

6. Stating Objectives (menetapkan sasaran)

Hasil yang dicapai diukur dalam suatu periode tertentu, kondisi tertentu, dan mendeskripsikan pemecahan masalah dan didukung oleh faktor-faktor lain untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

7. Implementing The Plan (mengimplementasikan rencana)

Intervensi diimplementasikan dengan mengikuti garis pedoman/langkah, dengan cara memberitahukan semua bagian yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, siapa yang bertanggung jawab, dan hasil-hasil yang diharapkan.

8. Evaluation (evaluasi)

Aktivitas-aktivitas yang sedang berjalan dimonitor, proses, penaksiran hasil diperlukan untuk mengevaluasi aktivitas konsultan.

9. Termination (pemberhentian)

Kontak langsung dengan konsultan berhenti, tetapi pengaruh proses diharapkan berlanjut. Putusan dibuat untuk menunda perbuatan, perancangan kembali, dan melaksanakan kembali, serta mengakhirinya dengan sempurna.

Dengan melihat, tahap pelaksanaan proses konsultasi menurut Kurpius, saya bisa menyimpulkan bahwa di dalam setiap adegan dalam film Game Chance telah mengandung tahapan-tahapan tersebut. 

Dari mulai Senator McCain yang menelepon Steve Scmidht yang bercerita mengenai pemilu yang akan dihadapinya dan memintanya untuk bergabung didalam tim suksesnya, masalah yang muncul karena kekhawatiran senator karena melihat pidato lawannya, Steve yang berusaha mencari referensi untuk menemukan pasangan yang cocok bagi calon pasangan Senator McCain, dari cara Steve bersama para staff mencari cara mengatasi masalah yang timbul atas berita-berita dari media dan pers mengenai Sarah. 

Dan juga cara Steve untuk membuat Sarah mendapatkan kembali kepercayaan diri dan semangatnya yang ketika itu sedang mengalami krisis kepercayaan. 

Adegan-adegan itu semua menggambarkan secara tersirat bahwa film ini memang menceritakan bagaimana proses penyelesaian berbagai konflik dan pelaksanan tahapan-tahapan konsultasi. Dan yaa, menurut saya proses penyelesaian konflik dengan konsultasi ini dikemas dengan sangat epik, mudah dipahami dan pesan yang terkandung tersampaikan dengan baik.

Untuk itu, secara overall Game Change merupakan film bergenre drama politik yang sangat cocok untuk ditonton bagi semua kalangan, terutama bagi anak muda dan mahasiswa, terutama mahasiswa hukum, yang mana akan terjun dalam dunia pemerintahan dan pastinya tidak jauh-jauh dari praktek politik.

 Film ini memberikan hiburan sekaligus pengetahuan umum yang harus dipahami oleh setiap mahasiswa hukum, karena bagaimana pun mahasiswa hukum harus tahu bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah. Terutama dalam dunia per politikan. Dan yaa, Happy Watchingg.. :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun