Mohon tunggu...
Arda rumadaul
Arda rumadaul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mancing/Bisnis/topik konten muslimah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lika Liku Delapan Persahabatan Anak Kost

6 Januari 2024   13:56 Diperbarui: 6 Januari 2024   14:06 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah hidup sekelompok remaja yaitu, Dawia, Shetri,Silpa, Sufanti, Agustina, Musdalifa,Meri dan Melan... Mereka tinggal berbeda-beda kost tapi tiga di antara mereka ada yang sekosan,di daerah Aimas. Di sana mereka banyak mengalami kesusahan, kesedihan, kelucuan, kekonyolan dan kebahagiaan... mereka sangat akrab dan hidup rukun dan damai.

Suatu hari tiga sahabat yang sekosan sedang mengantri untuk mandi di toilet, sedangkan Dawia, Musdalifa,Meri,Silpa, dan Melan sudah menunggu mereka di ruang tamu kosannya.

Dawia:"Kamu sudah siap-siap k?"

Shetri:"Belum... sufanti masih mandi. Fanti kamu sudah selesai mandi?

Sufanti:"Iya sudah,Saya sudah keluar.

Agustina:" Shet,saya mandi duluan ehk

Shetri:"Iya kamu duluan sudah! jangan lama-lama,saya juga belum mandi ni.

Melan:" Eehk...kamu mandi cepat sudah! Dosen sudah mau ke kelas."

Akhirnya mereka pun selesai mandi dan bersiap-siap. Mereka pun bergegas ke kampus bersama-sama dengan berjalan kaki karena kostnya dekat dengan kampus.

Sesampainya di kampus, mereka langsung mengambil tempat duduk berjejeran dan memulai pembelajaran seperti biasa. Setiap hari-harinya,saat mereka ke kampus, kemudian selesai jam kuliah mereka pun pulang bersama-sama ke kosan tiga sahabat tadi Shetri, Agustina dan Sufanti.  Untuk berpatungan membeli super mie, masak, makan serta rebahan,hari makin sore dan mereka pun bergegas pulang ke kosan masing-masing karena kostnya agak jauh.

Keesokan harinya, mereka pun mulai menanyakan kabar satu per satu di dalam salah satu grupnya mereka sebelum berangkat ke kampus. Tidak lupa juga mereka buat perjanjian untuk tunggu menunggu di halaman kampus ataupun halte kampus,agar masuk kelas bersama-sama lagi. Seperti biasa mereka merutinitas persahabatan mereka yang sudah seperti keluarga sendiri.  Dan kali ini mereka di kampus hingga sore karena menghadiri kegiatan dari prodi lain.

Tiga tahun pun berlalu,satu minggu pun telah usai kemudian saatnya pembayaran kost yang sudah di tagih-tagih semingu yang lalu. Mereka mulai berdiskusi di dalam grup mengenai uang kost yang belum di bayar. 

Shetri:" We kamu, bapak kost kami sudah tagih-tagih uang kost terus ne". 

Dawia:"Astaga...nasib yang sama saya juga belum bayar semalam ibu kost sudah WhatsApp, orang tua saya juga belum bisa kirimkan.

Agustina:"Ar,kamu ada pulsa telpon? Saya mau telpon mama saya untuk kirimkan uang kost".

Silpa:" Saya apalagi,tapi mau bagaimana kita tidak bisa memaksa keadaan ".

Sufanti:" Bapak saya juga belum bisa kirimkan."

Melan:" Kita WhatsApp Ibu/Bapak kost dulu untuk berikan kesempatan saja, pasti mereka mengerti. 

Musdalifa dan Meri:"Iya WhatsApp sudah! bilangin kita belum ada kiriman orang tua jadi, nanti kalau sudah ada kita akan bayar.

Hari berikutnya mereka semua sudah membayar kost dan akhirnya mereka pun sedikit legah dengan tidak memikirkannya lagi, sekarang yang dipikirkan adalah kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka sangat begitu bingung,sedih bercampur tangis tapi masih saja tertawa bahagia seakan-akan baik-baik saja.

Selesai...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun