Tiga tahun pun berlalu,satu minggu pun telah usai kemudian saatnya pembayaran kost yang sudah di tagih-tagih semingu yang lalu. Mereka mulai berdiskusi di dalam grup mengenai uang kost yang belum di bayar.Â
Shetri:" We kamu, bapak kost kami sudah tagih-tagih uang kost terus ne".Â
Dawia:"Astaga...nasib yang sama saya juga belum bayar semalam ibu kost sudah WhatsApp, orang tua saya juga belum bisa kirimkan.
Agustina:"Ar,kamu ada pulsa telpon? Saya mau telpon mama saya untuk kirimkan uang kost".
Silpa:" Saya apalagi,tapi mau bagaimana kita tidak bisa memaksa keadaan ".
Sufanti:" Bapak saya juga belum bisa kirimkan."
Melan:" Kita WhatsApp Ibu/Bapak kost dulu untuk berikan kesempatan saja, pasti mereka mengerti.Â
Musdalifa dan Meri:"Iya WhatsApp sudah! bilangin kita belum ada kiriman orang tua jadi, nanti kalau sudah ada kita akan bayar.
Hari berikutnya mereka semua sudah membayar kost dan akhirnya mereka pun sedikit legah dengan tidak memikirkannya lagi, sekarang yang dipikirkan adalah kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka sangat begitu bingung,sedih bercampur tangis tapi masih saja tertawa bahagia seakan-akan baik-baik saja.
Selesai...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H