Demak -- Kelancaran lalu lintas merupakan dambaan setiap pengguna jalan . Sehingga jika ada kemacetan jalan selain menjadi tugas polisi lalu lintas ada warga yang membantu mengatur lalu lintas. Jika menunggu datangnya petugas atau polisi membutuhkan waktu yang cukup lama  sehingga ada warga yang ikut mengatur lalu lintas.
Seperti halnya di jembatan perbatasan Demak -- Jepara tepatnya di desa Tedunan ini ada satu petugas yang mengatur lalu lintas ditengah jembatan. Petugas ini dari warga desa yang berinisiatif untuk mengatur lalu lintas agar lancar dan tidak ada kemacetan/
Adanya warga yang mengatur lalu lintas di tengah jembatan ini karena di jembatan ini sering terjadi kemacetan . Jembatan yang sempit hanya bisa dilalui satu kendaraan roda empat ini sering terjadi mobil sama sama jalan. Akhirnya bertemu dan macet din tengah jembatan. Agar teruarain kemacetan salah satu harus mengalah.
" Nah ketika itu ada satu warga yang mencoba menolong untuk mengatur lalu lintas ketika terjadi kemacetan panjang. Setelah itu warga berinisitaif untuk terus mengatur lalu lintas di tengah jembatan agar tidak terjadi kemacetan ", cerita Atik warga desa Karangaji pada barseputarmuria Minggu 22/12/2024.
Setelah itu setiap hari ada warga yang bertugas di tengah jembatan. Meski tidak ada yang memberi tugas secara resmi namun warga mengatur sendiri jadwal mereka di jembatan. Saat ini ada dua sift yaitu sift pagi dan sif sore. Sift pagi biasanya dari jam 6 sampai jam 12 siang ,sedang sore mulai dari jam 12 hingga jam 6 sore. Untuk malam biasanya dijaga para remaja dekat jembatan.
" Saya sift pagi mulai jam 6 pagi hingga jam 12 siang . Kita tidak meminta kalau ngasih kita terima . Untyuk mobil banyak yang ngasih mulai dari 2 ribuan, kadang ada yang ngasih 5 ribu. Berapapun kita terima tidak ngasih ya tak apa apa ", kata Udin ( bukan nama sebenarnya) penjaga jambatan sift pagi pada kabarseputarmuria.
Menurut Udin awal awal memang pendapatan dari mengatur lalu lintas ini tak seberapa. Namun semakin lama semakin banyak kendaraan yang lewat. Sehingga perolehan uang dari pengendara mobil  yang lewat ini lumayan banyak . Menjaga sift pagi ia bisa mendapatkan uang sekitar Rp 100 ribuan kalau kondisi hari libur perolehan bertambah banyak karena banyak mobil yang lewat.
Beberapa pengendara yang lewat pada kabarseputarmuria mengatakan , adanya penjaga atau pengatur lalu lintas di jembatan desa Tedunan ini cukup membantu pemilik mobi. Meski harus mengeluarkan uang beberapa ribu rupiah namun perjalanan menjadi lancar . Â Jika tidak ada yang mengatur bisa dipastikan lalu lintas di jembatan akan macet karena jembatan sempit.
" Ya nggak papalah hanya Rp 2.000 saja tapi perjalanan lancar , kalau macet ya butuh waktu lama untuk mengurainya . Jembatan ini sekarang ramai kalau pagi dan sore banyak motor pekerja pabrik yang lewat sini . Jembatan ini tidak bisa untuk motor dan mobil bersama sama ", kata pengendara yang enggan disebut namanya. ( Pak Muin )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H