Jepara -- Dulu orang mengenalnya sebagai Es Thung karena penjualnya menggunakan alat music pukul yang terdengar thung---thung --thung. Namun kini lebih familiar dengan es cream. Ya es ini sangat di suka anak-anak sehingga penjualan es thung ini masih laris dan di gemari hingga sekarang.
Salah satu penjual es thung yang terkenal di desa Kedungmutih kecamatan Wedung adalah Subadi (55) dan akrab dipanggil pak Badi. Pria asli Kedungmutih yang kini tinggal di desa Kedungmalang kecamatan Kedung telah dua puluh tahun lebih berjualan es thung ini. Awal jualan ia keliling dengan menggunakan gerobag dorong . Pernah alih usaha jualan es mangkal di pasar Kuliner Kedungmutih.Tetapi ia kini keliling lagi berjualan es thung.
"Inginnya sih mangkal tidak keliling ganti jualan es campur .Tetapi semakin lama tidak semakin ramai tapi sepi. Dagangan selalu tak habis jadinya merugi .Ya terpaksa keliling lagi jualan es thung dengan gerobak ini " , kata Pak Badi pada kabarseputarmuria Jum'at 30/12/2022.
Usaha penjualan es thung ini dirintis pak Badi ketika masih muda . Ia belajar membuat es thung ini pada pedagang lain. Adapun bahan bahannya ada tepung tapioca , santan , gula dan rasa alami. Adapun pembuatannya dengan cara manual . Setelah bahan dimasukkan ke tabung lalu di putar di drum yang berisi es batu yang dicampur dengan garam perlahan-lahan.
"Waktu pembuatan minimal 2 -3 jam makin lama makin bagus karena kondisi es bisa menyatu dan tidak gampang leleh. Pembeliannya minimal Rp 2.000,- sampai dengan Rp 5.000,-. Untuk yaag Rp 5.000 selain es cream juga ada rotinya seperti ini ", kata pak Badi.
Selain jualan keliling pak badi juga menerima pesanan untuk acara pesta-pesta seperti ulang tahun , khitanan, atau pernikahan. Untuk harganya tergantung dari keinginan si pemesan jika kualitas rasa bagus harganya lebih mahal, Jika kualitas biasa harganya juga lebih murah karena rasa lezat dari es cream ini dari campuran bahan.
Berjualan es thung atau es cream tidak ada ruginya. Jika tak laku hanya rugi tenaga karena esok hari es thung masih bisa dijual kembali. Oleh karena itu kini meskipun musim hujan ia tetap keliling kampung menawarkan dagangannya. Jika di jalan tiba tiba hujan ia berteduh dahulu.
"Hasilnya satu tabung ini jika habis bisa membawa pulang uang Rp 350 ribu . Kalau musim hujan seperti ini biasanya habisnya ya 2 harian.Kalau dirata-rata kotor ya dapat Rp 175 ribu. Pernah hujan seharian tak ada habisnya cuma dapat uang Rp 50 ribu.Esoknya dijual lagi dan bisa habis.", kata Pak Badi.
Pak Badi menambahkan , berjualan es thung keliling ini keuntungan bisa 50 persen lebih. Dari berjualan es cream keliling ini pak Badi bisa hidupi keluarga mulai dari anak satu sampai ini punya anak tiga.Misalnya untuk belanja harian ,sekolahkan anak dan keperluan lainnya.Ia bersyukur dengan usahanya itu selain itu saking lamanya dia berjualan banyak orang memanggil namanya Pak Badi Thung .Â
(Pak Muin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H