Jepara -- Jagad dunia hiburan Jepara mesti mengenal Warto Warti seniman panggung bersuara ganda bisa suara laki laki dan suara perempuan.
Suwarto yang kelahiran desa Kedungjati kecamatan Balerejo kabupataen Madiun mengaku terdampar di Jepara berkat temannya ketika kuliah di STSI Surakarta Dalang Ki Nuryanto .
Ketika ada sebuah perhelatan di Jepara ia manggung dan penampilan perdananya di Jepara membuat penonton senang dan gembira. Setelah itu undangan manggung di kota ukir ini terus ndalidir datang silih berganti . Penampilannya cocok dan pas dengan selera warga Jepara sehingga bakat seninya berkembang dengan baik meski akhirnya ia tak sempat lulus di perguruan tinggi seni di Solo.
 Pria warga desa Jerukwangi kecamatan Bangsri ini sejak tahun 2000 sudah menghibur warga Jepara. Sampai saat ini pria kelahiran Madiun ini terus berkolaborasi dengan seniman lain di dunia panggung hiburan Jepara . Mulai dari campur sari , orkes Melayu Dhangdhut , Wayang kulit dan ,  pratanata cara dan juga cucuk lampah dalam perhelatan pernikahan.
" Sebagai seniman harus bisa semuanya entah karena bakat atau keberuntungan ini semua saya jalani . Karena saya bisa suara ganda orang mengenal saya sebagai Warto Warti atau disingkat To-Ti . To-Ti ini nama brand saya selain bergerak dalam bidang seni saya juga punya event organiser Weddingdan juga usaha kuliner berlabel ayam panggang cak toti ", kata Suwarto seniman panggung Jepara yang ngobrol dengan kabarseputarmuria via gawai.
Warga Jepara terhibur dengan penampilannya  apalagi dengan  suara gandanya  suara laki laki dan suara perempuan. Sehingga hal ini membuat penampilannya  selalu di tunggu .Warga Jepara senang akan musik dhangdhut iapun bisa nyanyi dhangdhut , ketika ada campur sari iapun bisa nyanyi campur sari  bahkan nyindenpun ia bisa . Hal inilah yang membuat warga senang.
" Saya  kelahiran desa Kedungjati kecamatan Balerejo kabupataen Madiun dan  terdampar di Jepara berkat temann saya  kuliah di STSI Surakarta yaitu Dalang Ki Nuryanto . Ketika ada sebuah perhelatan di Jepara saya di undang manggung dan penampilan perdana saya di Jepara membuat penonton senang dan gembira ", tambah Mas Warto Warti yang mengaku sudah kerasan tinggal di Jepara.
Mas Warto menambahkan , bakat seninya mengalir dari ayahnya yang niyogo wayang maupun ludruk . Setiap ayahnya manggung ia sering diajak meskipun kadang harus terdidur di sela sela gamelan bonang yang di tabuh ayahnya.Â
Dari setiap pertunjukan yang dikutinya ia mengaku mendengar apa saja selain gamelan ia juga mendengar suara sinden , suara dalang dan suara pelawak. Dari situlah pembelajaran dia sehingga bakat yang sekarang mengalir lebih banyak outodidak dari panggung meski ketika itu ia jarang menonton jika ada pertunjukan seni.
" Ya dulu keluarga saya hidup susah karena sejak kecil saya sudah diajak ayah merantau ke Kalimantan sebagai seniman tabuh gamelan yang hasilnya tidak seberapa . Sehingga sekolah formalpun ya seadanya bisa lulus Sekolah Menengah Atas sudah bersyukur . Dan inginnya sih selesai kuliah di perguruan tinggi namun nyatanya Droup Out. Tapi beruntung di STSi saya ketemu seniman seniman jawa handal seperti Ki Nuryanto dan Ki Hendro Surya Kartiko sehingga bisa mengembangkan bakat seni di Jepara sampai saat ini ", kata Mas Warto yang rumahnya di Jawa Timur satu kecamatan dengan Abah Kirun seniman terkenal dari Jawa Timur.
Terkait penampilan panggungnya Mas Warto menjelaskan ,sebagai ciri khas orang asli Jawa Timur ia tidak meninggalkan udeng udengnya . Namun karena ia sekarang tinggal di Jepara dan sudah jatuh cinta dengan bumi Jepara ia mengkombinasikan ciri khas Jepara yaitu Tenun Troso di baju panggungnya. Sehingga setiap manggung ia pasti mengenakan baju berbahan kain Tenun Troso ini semua bukti kecintaannya pada bumi Jepara yang ia tempati sekarang.
" Orang yang melihat penampilan saya pasti tahu saya bukan asli Jepara karena udeng udeng yang saya pakai . Namun ke bawahnya baju kemeja atau jas yang saya pakai ketika manggung pasti tahu ini hasil karya warga Jepara .
 Ini sebagai kampanye saya pada khlayak bahwa Tenun Troso adalah karya yang indaj yang harus kita lestarikan. Ketika lomba di tingkat propinsi baju Tenun Troso ini juga saya pakai ", kata Mas Warto yang suami Mbak Muryana dan ayah Dinar Prabu Wardana.
Sejak tahun 2009 Mas Warto Warti bergabung dengan RSUD Kartini Jepara sebagai salah satu karyawan namun ia mengaku profesinya seniman tidak berhenti namun saling melengkapi. Ketika ada job jadi seniman di jam kerja ia bisa tukar jam dengan sesama karyawan dan itu tidak menggangu kinerja .Â
Sehingga sampai sekarang job job manggung tetap dijalani dengan baik sebagai wujud menghibur masyarakat dan jiwa seninya masih terus mengalir tidak terhenti.
" Ya apapun pekerjaan atau profesi kita jalani saatnya kerja di Rumah sakit ya kita jalankan tugas dan kewajiban sesuai dengan peraturan perusahaan . Ketika kita sebagai seniman ya kita harus bisa memberikan sajian seni yang menghibur dan mendidik  kepada warga masyarakat . Dua profesi ini saling melengkapi bagi saya karena ketika mangung juga kami selipi pesan pesan kesehatan kepada warga masyarakat ", tutup Mas Warto   . ( Pak Muin )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H