Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pak Ali Tukang Rosok, Rezeki untuk Keluarganya dari Rongsokan Besi

8 September 2015   21:18 Diperbarui: 8 September 2015   21:21 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DemakBagi sebagian orang rongsokan besi adalah barang bekas yang tak bernilai ekonomi. Sehingga barang ini sering diletakkan di sembarang tempat yang kena panas dan hujan. Namun bagi pak Ali (60) warga desa Bakung kecamatan Mijen , rongsokan besi menjadi tumpuan hidupnya sehari-hari.

Setiap hari dengan sepeda motor yang dipasang keranjang dijoknya. Pak Ali berburu besi tua ke pesisir Demak dan Jepara. Mulai dari desa pesisir di kecamatan Bonang sampai dengan desa Kedungmutih kecamatan Wedung. Sedangkan pesisir Jepara mulai dari desa Kedungmalang sampai desa Semat.

“ Kalau dihitung saya cari rosok besi ini sudah lebih dua puluh tahun lebih . Dari dulu jadi kuli sampai saat ini juga masih kuli. Rongsokan besi apa saja itu jadi jalan rezeki saya “, kata Pak Ali yang ditemui kabarseputarmuria di desa Kedungmalang Jepara.

Selama puluhan tahun mencari rongsokan besi ia tidak pernah menolak order yang berupa besi. Mulai mesin perahu yang pecah , sepeda karatan, pipa besi tua sampai dengan sepeda motor tua. Sehingga ia mencari rongsokan besi di daerah nelayan yang banyak mesin perahunya.Selain itu iapun menyambangi bengkel sepeda motor.

Dalam berburu rongsokan besi ia pernah mendapatkan satu gelondong sepeda motor Honda tua. Sepeda motor itu diletakkan di kandang ayam karena sudah tidak digunakan. Iapun membelinya dengan hitungan besi tua dengan cara ditimbang. Ia membeli secara borongan.

“ Sampai dilapak sepeda motor itupun saya pecah dalamnya untuk di ambil onderdilnya sendiri. Yang besi tua dikumpulkan besi tua .Yang onderdil dikumpulkan sama onderdil . Ya kalau yang seperti itu untungnya lumayan”, aku pak Ali.

Berjual beli besi rongsokan menurut pak Ali tidak ada ruginya. Sebelum berangkat berburu besi ia selalu mampir ke lapak pembelian basi tua. Selain menanyakan harga beli besi iapun  kadang ngebon sangu pada pemilik lapak. Dengan uang utangan itupun ia bisa berburu besi ke pelosok desa pesisir.

“ Saat ini harga besi rongsokan cukup murah , dulu pernah nyampai 10 ribu setiap kilonya . Sekarang separohnya saja tidak kuat . jadi ya harus teliti ketika membeli besi rongsokan agar hasilnya lumayan”, papar pak Ali.

Dari berburu besi rongsokan dikampung-kampung pak Ali bisa menghidupi keluarganya. Keuntungan yang didapat setiap harinya berkisar Rp 100 ribu – 125 ribu. Adapun modal yang dibutuhkan untuk berburu rongsokan besi ini hasil pinjaman dari bos lapak tempat ia menjual hasil buruan besi.

“ Ya kalau mau usaha seperti saya yang penting punya sepeda motor dan tidak malu berkeliling . Saya yakin dapat hasil setiap harinya. Besar dan kecilnya keuntungan ya tergantung yang ngatur diatas sana “, tambah pak Ali yang wajah dan badannya setiap hari kena oli.

Musim kemarau dan musim penghujan bagi tukang rosok besi seperti dirinya tidak ada bedanya. Baik hujan atau panas ia tetap keluar dari rumahnya untuk berburu besi tua. Namun jika musim kemarau cuaca lebih bersahabat membawa barang banyak jalannya lancar. Tetapi jika musim penghujan kadang melewati jalan licin dan banjir.

Meskipun masih jadi kuli terus selama puluhan tahun . Pak Ali bersyukur dari hasil berburu besi ini ia bisa mencukupi kebutuhan harian di rumah, menyekolahkan anak dan juga tabungan untuk kebutuhan tuanya besok. (Muin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun