Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Money

Garam Demak dari Media Isolator, Harganya Lebih Mahal

8 September 2015   12:50 Diperbarui: 8 September 2015   13:32 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demak- Pegaram di kabupaten Demak kini selangkah lebih maju dengan ditemukannya teknologi media Isolator di meja kristalisasi. Dengan media berupa plastic tebal berwarna hitam kini pegaram bisa membuat garam yang kualitasnya cukup bagus . Selain warnanya yang putih bersih juga kandungan NaC-lnya cukup tinggi.

Meskipun baru beberapa petani yang menggunakan teknologi ini . Namun hal ini setidaknya menginspirasi seluruh pegaram Demak untuk alih teknologi ini. Dengan penggunaan media Isolator ini garam-garam petani kelak akan bisa memenuhi kebutuhan akan garam industri yang saat ini masih impor.

Salah satu pegaram Demak yang yang telah merasakan kehebatan media Isolator ini ada Khaeron pegaram dari dukuh Menco desa Berahan Wetan kecamatan Wedung. Lahan garam yang ia garap menjadi salah satu lahan percontohan teknologi media Isolator yang ditemukan oleh Dr. Ir. Sudarto  Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Semarang,

“Dengan penggunaan Media Isolator dari pak Darto ini garam yang dihasilkan lebih putih bersih . Sedangkan pemanenannya juga cepat dan harganyapun cukup oke “, kata Khaeron pada kabarseputarmuria.com

Dari segi harga garam yang dihasilkan dari media Isolator bisa dua kali lipat dengan garam dari media tanah. Di lahan saat ini garam media tanah perzak dengan berat sekitar 40 kg hanya dihargai Rp 7.000. Sehingga perkwintal garam tanah dihargai Rp 17.500. Tetapi harga garam dari media Isolator masih laku Rp 50 ribu.

“ Perbedaannya cukup besar kalau garam dari media tanah pembeliannya dengan sistem zak-zakan. Garam dari lahan masuk zak kemudian langsung dihargai Rp 7.000. Tetapi kalau garam dari media Isolator ini sama sama masuk zak namun penjualannya lewat timbangan”, tambah khaeron.

Namun demikian untuk mengikuti teknologi ini pegaram harus mengeluarkan biaya yang cukup lumayan besar. Terutama pembuatan meja kristalisasi baru disesuaikan dengan kondisi lahan. Selain itu juga mempersiapkan petak penyimpanan air tua dengan pipa prolannya. Oleh karena itu pegaram harus mempersiapkan dana rehab lahan.

Meskipun begitu keuntungan penggunaan media isolator ini masih menguntungkan . Hasil panen garam dari penggunaan media isolator ini harganya terus stabil karena permintaan yang banyak. Jumlah produksi sedikit saja hasilnya cukup lumayan. Apalagi jika panen garam lama harga stabil pasti keuntungan akan berlipat.

Oleh karena itu Khaeron mengatakan, dengan hasil yang lebih bagus itulah diharapkan pegaram Demak beralih teknologi dengan menggunakan media Isolator. Menurutnya media isolator yang dibutuhkan hanya 10 persen dari lahan yang digarap.

“Dari segi harganya memang mahal , namun jika dibandingkan dengan garam yang yang dihasilkan maka penggunaan media Isolator ini masih menguntungkan. Apalagi saat ini ada program bantuan dari pemerintah. (Muin)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun