Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mbah Rifai, " Empu Layang-Layang " Dari Jepara

25 Juli 2015   21:03 Diperbarui: 25 Juli 2015   21:03 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JeparaHobi jika ditekuni akan menjadi profesi yang bisa menambah penghasilan untuk keluarga. Meski tidak besar namun jika disyukuri akan menjadi berkah. Selain itu dari hobi ini juga bisa melihat-lihat atau berkeliling nusantara.

“ Kalau festival layang-layang tingkat nasional hampir seluruh nusantara sudah saya jelajahi. Mulai dari Ujung Aceh sampai dengan Papua.Sedangkan untuk luar negeri saya pernah ke Malaysia “, ujar Mbah  Rifai (60) empu layang-Layang dari Jepara pada kabarseputarmuria.com di pantai desa Semat ,Sabtu (25/7)

Ahmad Rifai yang pensiunan Guru Seni SD Krapyak mengatakan, membuat layang-layang adalah hobi yang ia tekuni sejak tahun 1994 . Ketika itu ia mengajar seni dan didalamnya ia juga mengajar membuat layang-layang. Sehingga diberbagai kesempatan iapun menularkan ilmu membuat layang-layang kepada siapapun.

“ Selain kepada anak didik kami di sekolah , saya juga menularkan ilmu membuat layang kepada penggemar layang-layang yang tersebar di selruh wilayah Jepara. Setiap kecamatan di Jepara ada komunitas penggemar layang-layang”, ujar Kakek yang masih kelihatan energik ini.

Menurut Rifai , sejarah layang-layang sudah ada sejak kerajaan Majapahit dahulu. Sungging Prabangkara itulah tokoh yang pertama menaiki layang-layang. Dai inspirasi sejarah itulah maka hobi membuat layang-layang tidak hilang meski ia pension dari guru Seni. 

Dirumahnya desa Mantingan RT 02 RW 02 tersedia berbagai layangan yang bisa dibeli. Ia membuat beragam layang-layang dengan model dan gambar yang unik. Bahannya juga dari bahan sederhana seperti kertas sampai dengan bahan kain parasut berwarna- warni.

Modelnya juga bermacam-macam mulai bentuk segi empat layang-layang standar sampai dengan kelelawar, burung sampai dengan kapal laut komplit dengan layarnya.Bahkan ia juga bisa membuat layang-layang model luar negeri misalnya Delta , kapal terbang dan masih banyak lagi yang lainnya.

“ Layang-layang identik dengan pantai , sehingga saya memamerkan layang-layang saya ini di pantai Semat ini  , jika ada yang beli ya silakan jika tidak ya tak mengapa yang penting mereka bisa tahu bahwa layang-layang itu bermacam-macam “, papar Rifai.

Peran pemerintah Jepara  dalam melestarikan seni layang-layang ini akhir-akhir ini kurang begitu responsive. Kala Pemerintahan Hendro Martoyo ada angin segar . Namun demikian Rifai yang biasa tombok dalam setiap festival tidak begitu mempedulikannya. Dengan dana mandiri ia tetap terus menggelorakan seni dan olah raga layang-layang ini. Dirumahnya ada puluhan layang-layang yang bisa dibuat ajang pembelajaran bagi siapa saja yang cinta atau suka pada layang-layang ini.

“ Setiap waktu di rumah saya tersedia beragam layang-layang yang bisa dilihat juga di beli. Beberapa waktu yang lalu ada buyer dari Malasyia yang tertarik untuk memasarkan layang-layang ke negeri jiran itu “, kata Rifai bangga. (Muin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun