Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pasca Tsunami Jepang, Harga Ikan Teri di Jepara Turun Drastis

29 April 2011   14:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:15 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

[caption id="attachment_106048" align="aligncenter" width="680" caption="Ikan Teri harganya turun"][/caption]

Jepara - Bencana Tsunami yang melanda negeri matahari terbit beberapa waktu yang lalu berdampak pada turunnya harga komoditas perikanan , selain udang ikan teri juga mengalami penurunan harga yang cukup drastic. Akibatnya penghasilan nelayan di sejumlah desa nelayan penangkap teri di daerah Jepara juga mengalami penurunan harga jual. Dulu sebelum adanya bencana Tsunami harga paling rendah Rp 17ribu – 18 ribu setiap kilonya , namun saat ini harga teri perkilonya hanya Rp 12 ribu – 14 ribu setiap kilonya . Untungnya pada bulan ini perolehan nelayan cukup lumayan banyak , sehingga penurunan harga tidak begitu dirasakan oleh para nelayan “ Penurunan harga teri ini disebabkan pasokan ekspor ke negara Jepang berkurang banyak , sehingga biasanya para bakul berani membeli harga mahal karena permintaan dari Jepang terus naik. Namun semenjak ada Tsunami permintaan turun drastic sehingga kelebihannya hanya untuk pasaran local saja “, ujar Ibu Saripah (45) pedagang teri dari desa Panggung kecamatan Kedung kabupaten Jepara  . Hal sama juga dikeluhkan beberapa nelayan penangkap ikan teri di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) desa Kedungmalang , semenjak bencana Tsunami harga teri tidak beranjak naik namun terus merosot. Apalagi jika hasil nelayan melimpah para pengepul tidak berani membayar mahal dengan alasan permintaan ekspor turun, akibatnya penghasilan nelayan menjadi berkurang banyak. Padahal biaya operasional melaut dari waktu ke waktu terus naik , selain untuk membeli bahan bakar , perawatan mesin dan perahu mereka juga mengeluarkan biaya untuk perbekalan. “ Jika kondisi ramai seperti ini satu perahu ya bisa dapat Rp 600 ribu – Rp 1 juta untuk 6 orang , jika dibagi dengan pemilik perahu saya bisa membawa pulang Rp 50 ribu – Rp 75 ribu . Jika kondisi sepi kadang bisa dapat separohnya saja “, aku seorang nelayan penangkap teri yang ditemui saat menjual hasil tangkapannya di TPI desa Kedungmalang. (FM) Fatkhul Muin Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.for-mass.blogspot.com)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun