Bagi masyarakat pesisir ada pepatah dimana ada air pasti ada ikan betul-betul di yakini , sehingga tidak mengherankan jika sungai atau saluran air yang menuju tambak merupakan lahan untuk mencari ikan. Di pinggir sungai atau muara banyak didirikan gubug-gubug kecil dari bambu beratapkan rumbia atau genting sebagai tempat berteduh mencari ikan. Mereka menangkap ikan dengan cara menaikkan dan menurunkan jaring (waring) yang dibuat alat lazim disebut “Branjang Anco “ dan cara mengambilnya dengan alat namanya “seser”. Pertama-tama branjang anco diturunkan ke dalam sungai atau air kemudian ditunggu 5 – 10 menit , kemudian diangkat jika ada ikannya , ikanpun diambil dengan seser kemudian dimasukkan wadah penyimpanan begitu seterusnya. Sehingga bagi yang menangkap ikan dengan branjang anco ini bisa dijadikan sebagai media olah raga karena setiap waktu menaikkan dan menurunkan alat tangkap yang beratnya cukup lumayan. Branjang anco diangkat “ Yah selain mencari ikan disini mengoperasikan branjang anco ini dapat dijadikan sebagai media hiburan dan olah raga mas , oleh karenanya jika hari Minggu saya sering sewa branjang anco disini untuk hiburan dan pulangnya bisa bawa ikan untuk keluarga di rumah “ , ujar Pak Erte warga desa Dongos kecamatan Kedung kabupaten Jepara yang menyewa branjang anco milik warga desa Surodadi . Dikatakan, menangkap ikan dengan menggunakan branjang anco ini selain sebagai media hiburan dikala liburan juga bisa dijadikan lahan untuk menambah penghasilan dengan menjual hasil tangkapan. Jika kebetulan sungai sedang banyak ikan , selain bisa untuk kebutuhan lauk- pauk di rumahnya sisanya bisa dijual atau dibagikan kepada tetangga. Oleh karena itu jika hari libur tidak ada pekerjaan dirumah dia bersama-sama temannya sering mengisinya dengan menangkap ikan menyewa branjang anco milik warga pesisir . Adapun sewanya relative murah seharian dari pagi hingga sore cuma Rp 10.000,- - Rp 15.000,- jika sampai malam biasanya ada tambahan lagi. Biasanya dia bersama teman-temannya menangkap ikan dengan branjang anco ini dari pagi sampai siang saja , itupun kalau sebentar sudah memperoleh ikan banyak terus pulang untuk menikmati hasilnya dirumah. Disepanjang alur sungai dipesisir Jepara dari desa Semat sampai dengan desa Kedungmalang terdapat puluhan branjang anco yang digunakan untuk menangkap ikan warga setempat , namun diwaktu-waktu tertentu gubug-gubug mereka itu disewakan kepada para pendatang yang ingin merasakan asyiknya menangkap ikan dengan branjang anco ini. Biasanya gubug-gubug branjang anco ini didirikan di alur-alur sungai yang deras airnya , dengan arus yang kuat itu dapat mendatangkan ikan dan udang dari laut . Biaya untuk membuat branjang anco dengan gubugnya diperkirakan 1 – 1,5 juta rupiah , yang digunakan untuk membeli bambu , waring dan juga biaya pembuatan . Penyewaan gubug branjang anco ini baru dilakukan oleh warga beberapa tahun yang lalu , ketika itu gubug warga nganggur tidak ada yang menunggui iseng-iseng warga pendatang yang jalan-jalan ke pesisir mencoba untuk menyewanya . Mulai saat itulah gubug-gubug warga disewakan kepada warga pendatang yang ingin menangkap ikan dengan menggunakan branjang anco . Bahkan ada warga yang membuat gubug –gubung branjang anco ini khusus untuk disewakan kepada warga pendatang atau siapapun yang ingin mencari hiburan dengan menangkap ikan .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H