Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Petugas Pajak Yang Salah Alamat

4 Desember 2010   00:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:03 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada kejadian lucu yang menimpa tetangga saya yang mencoba usaha membuat alat permainan edukatif yang berbahan baku kayu . Alat permainan itu dibuat sendiri dan jika sudah jadi juga dipasarkan sendiri ke sekolah TK , PAUD dan Taman Bermain yang ada disekitarnya. Usaha tersebut baru berjalan sekitar 2 bulanan yang mengandalkan pemasaran secara langsung juga dari mulut ke mulut . Karena usahanya prospektif iseng-iseng usaha pembuatan alat permainan edukatifnya aku posting di internet agar usaha tersebut bertambah maju dengan adanya pemesanan dari luar kota  atau siapa saja yang mebaca tulisan itu. Setelah beberapa saat tulisan disini ditayangkan maka tidak ada angin tidak ada hujan datanglah serombongan tamu berkendaraan plat merah yang mengaku dari kantor Pajak yang tujuannya adalah mendata perusahaan tetangga saya itu yang menurut mereka usahanya cukup besar dan sudah wajib dikenakan pajak. Mendengar penjelasan itu tetangga saya hanya bengong saja mendengarkan , setelah selesai menjelaskan petugas pajak itupun melihat kondisi usaha tetangga saya itu yang memang baru buka usaha beberapa bulan dan tenaganyapun baru dia saja. Ketika melihat tempatnya bekerja juga hanya bilik kecil yang hanya ada beberapa lembar kayu , beberapa kaleng cat dan gergaji kecil untuk memotong kayu , lainnya tidak ada apa-apa . Melihat itu petugas dari kantor pajak yang berjumlah enam orang itupun sepertinya kecewa berat melihat hasil temuannya itu . Dalam batinnya perusahaan yang ia datangi merupakan perusahaan besar yang mempekerjakan pegawai banyak dan juga beromzet besar sehingga baginya sudah kena aturan pajak , apalagi usahanya dipublikasikan lewat internet . Jika memang seperti kondisi yang dipikirkan tentunya pulangnya ia akan mendapat uang bensin yang banyak , namun nyatanya nol besar investigasi mereka gagal total uang  tidak  dapat bensin dan waktu keluar banyak . Sebelum pamit pulang mereka para petugas pajak tersebut pesan nanti kalau usahanya besar jangan lupa mendaftarkan diri sebagai wajib pajak dan taat membayar pajak . Pernah di datangi petugas kantor pajak Itulah kondisi riil yang benar-benar terjadi mengenai investigasi mereka para petugas pajak , mereka menjaring WP tidak hanya yang datang ke kantor saja , namun sudah mulai membuka-buka internet mencari buruan pengusaha kena pajak. Menurut saya hal tersebut sah-sah saja dilakukan jika uang pajak benar-benar masuk negara , namun yang saya lihat mereka banyak yang nggendruwoni (menakut-nakuti) WP atau calon WP yang selanjutnya memungut uang pajak sebagai kompensasi tutup mulut untuk kepentingan mereka. Mereka datang ke WP atau Calon WP sepertinya bergaya petugas pajak resmi pakai mobil kantor , namun otak mereka nol besar karena hanya berbekal tulisan internet mereka dengan rakus mendatangi orang yang belum berkewajiban membayar pajak. Lalu dalam benak saya timbul pertanyaan apakah semua petugas pajak diwajibkan berprilaku rakus semacam itu agar target pajak yang dibebankan mereka terpenuhi  ? atau memang kerakusan itu untuk melampiaskan kebutuhan pribadinya seperti yang menimpa GAYUS SI MAFIA PAJAK itu ?. Tulisan ini benar-benar terjadi dan kejadiannya sudah lama , namun baru saya tulis hari ini karena ada ribut-ribut mengenai pajak untuk Warteg ( Warung Tegal ) yang mulai hangat diberbagai media . Bahkan kalau betul-betul itu terjadi maka giliran selanjutnya yang kena pajak adalah  WC umum  , karena diberbagai tempat WC umum juga merupakan lahan untuk meraup rupiah. Sekian terima kasih . (FM)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun