Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pasar Tiban Pekalongan , Keramaian Untuk Warga Pinggiran

8 November 2010   10:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:46 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Kota Pekalongan ada tradisi yang namanya pasar tiban , keramaian yang mirip pasar ini digelar setiap hari namun tempatnya selalu berpindah-pindah tergantung harinya , sehingga 7 hari dalam seminggu pasar ini selalu ada. Dikatakan pasar karena keramaian ini sebagai ajang jual beli segala kebutuhan seperti layaknya pasar tradisional , ada keperluan bumbu dapur komplit , ada beragam pakaian  sandal, sepatu , makanan kecil sampai dengan mainan anak-anak . Dagangan digelar dipinggir jalan sepanjang kurang lebih 1 km dikanan maupun kiri , sehingga hal ini membuat kemacetan tersendiri , namun hal tersebut menjadi pemandangan yang biasa . Oleh karena itu bagi yang mempunyai jalan alternative bisa mencari jalan lain agar tidak terjebak kemacetan dalam pasar tiban ini. “ Keramaian pasar malam ini sudah ada sejak saya masih kecil , namun jumlah pedagangnya tidak seramai sekarang. Kini pasar tiban ini menjadi arena yang mengasyikkan utamanya para remaja , sering arena pasar tiban ini dijadikan ajang pencarian jodoh . Oleh karena itu banyak pula pengunjung yang datang hanya sekedar jalan-jalan cuci mata saja . Namun banyak pula yang belanja barang kebutuhan keluarga ataupun jalan-jalan bersama anggota keluarga “, ujar Slamet (30 ) warga kelurahan Kraton Pekalongan yang depan rumahnya sebagai ajang pasar malam jika hari Minggu tiba. Dikatakan oleh Slamet, keramaian pasar tiban disepanjang jalan jalan di Pekalongan yang bergantian setiap harinya itu dari waktu ke waktu semakin ramai , jumlah pedagang yang menggelar dagangan semakin bertambah . Tidak hanya kebutuhan pokok saja , namun semua keperluan apa saja bisa didapatkan di pasar tiban ini. Semua jenis pakaian dari anak-anak, remaja sampai orang tua ada disini , selain itu berbagai jajanan dari yang tradisonal sampai modern juga ada , yang tidak kalah menariknya ada juga arena ketangkasan atau hiburan untuk anak-anak juga ada . Khusus untuk jajanan tradisional seperti makanan dari ketan , ketela pohon seperti gethuk, inthil, gablog gronthol masih bisa ditemukan di sana. Ada juga sate keong  , semur belut dan juga sayur pecel yang menyegarkan juga ada yang menjual. Penjual sayuran di Pasar Tiban Keramaian pasar tiban ini dimulai sekitar pukul empat sore , dengan datangnya satu dua pedagang yang membuka tenda atau lapaknya , makin sore keramaian itu terus bertambah sampai dengan menjelang manghrib pedagang yang mremo di pasar tiban ini bisa dikatakan komplit. Pengunjungnyapun jika awal hanya satu dua saja , namun setelah sholat maghrib keramaian ini bertambah dengan datangnya pengunjung dari sudut-sudut kota ataupun warga luar kota yang ingin juga meyaksikan keramaian pasar tiban ini. Puncaknya sekitar pukul delapan malam sehingga jalan-jalanmenjadi padat dengan lalu lalang nya para pengunjung yang ingin berbelanja di pasar tiban ini. Keramaian akan berkurang jika makin malam dan sekitar pukul 10 – 11 malam para pedagangpun menutup lapaknya dan membuka kembali besok pagi dengan tempat yang berbeda. “ Kalau dagangan saya ini buka pukul empat sore , dan pulangnya paling malam jam delapan bahkan jika kepayon banyak atau melayani pesanan habis isyak sudah habis semua . Meskipun jajanan tradisional warga sini masih banyak yang suka , saya jualan sudah lebih 10 tahun meneruskan usaha orang tua “, aku ibu Jujuk warga kelurahan Krapyak Pekalongan yang membuka lapaknya menjual jajanan tradisional seperti gethu, , ketan semut, gronthol dan masih banyak yang lainnya.

Pedagang membuka lapaknya Memang adanya pasar Tiban di kota Pekalongan menambah keramaian tersendiri , meskipun di sudut kota banyak bertebaran mini market atau super market , namun fenomena Pasar tiban ini tidak luntur bahkan semakian lama semakin ramai kelihatannya. Hal ini disebabkan harga yang ditawarkan di pasar tiban ini merakyat dan juga ada sistem tawar menawar yang menjadikan para pembeli lebih leluasa memilih barang. Selain itu suasana yang ada benar-benar merakyat dengan pakaian seadanya mereka bisa melihat dan membeli barang di pasar tiban ini , sehingga dengan berbekal uang yang seadanya mereka bisa mejeng bercanda ria di arena pasar Tiban ini . Selain itu bagi warga atau pedagang yang berjualan, pasar tiban ini dapat dijadikan sebagai ajang untuk menangguk rejeki karena setiap hari mereka dapat memperoleh penghasilan dengan berjualan di arena pasar tiban ini. Kebanyakan pedagang yang mremo adalah warga kota pekalongan sendiri dari berjualan di pasar tiban ini mereka memperoleh penghasilan yang lumayan yang dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari dan juga menyekolahkan anak-anak mereka . Bahkan satu dua pedagang ada yang mengaku berjualan di pasar tiban ini merupakan pekerjaan pokok mereka , setelah mereka kena PHK di perusahaan mereka.
Panganan Tradisionalpun ada di sana “ Dahulu saya karyawan di pabrik tekstil karena perusahaan bangkrut saya kena PHK , dengan modal seadanya kami membuka lapak disini menjual minuman dan makanan kecil . Alhamdulillah hasilnya lumyan dapat untuk belanja sehari-hari    “ cerita seorang penjual minuman jus dan sosis yang ikut mremo di arena pasar Tiban Pekalongan ini. ( FM) Fatkhul Muin Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun