Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ada Jajanan Tradisional di Pasar Tiban Pekalongan

5 November 2010   01:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:50 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lama ini saya singgah di kota Pekalongan tepatnya di depan Kantor DPU Kotamadya yang kebetulan ada pasar tiban  dengan puluhan pedagang dari jual mainan sampai pakaian, jual sepatu sandal sampai dengan jajanan tradisional. Ya jajanan tradisional itulah yang menjadi bidikan saya sebagai seorang CJ yang memang senang pada hal-hal yang tradisional dan unik . Dalam jaman yang modern ini denga pilihan jajanan yang beragam yang serba baru , namun masih ada juga orang yang berani berspekulasi untuk berjualan jajanan tradisonal yang serba sederhana kondisinya. Dengan wadah jualan yang terbuat dari kotak layaknya etalase , namun terbuat dari kayu dan kacanya bukan kaca asli namun plastic meteran tipis transparan yang jika kena tusuk mudah robek.Tempat jualannya cukup simple saja dengan dingkil kecil untuk duduk dan melayani pelanggannya , sedangkan pembelinyapun berjejer melingkari dagangannya menunggu dilayani satu persatu. “ Ya beginilah kondisinya pak kami jualan sudah hampir 30 tahun , namun pelanggan kami tetap setia dan menyenangi makanan atau jajanan tradisional ini. Bahkan pak Wali Kota Pekalonganpun sering pesan untuk dibuatkan jajanan seperti gethuk tela,ongol-ongol, gablog, trinthil , growol , ketan semut untuk acara di pendopo. Selain disini kami berpindah-pindah tempat tergantung hari pasar tiban ini ada “, ujar Ibu Jujuk (55) warga kelurahan Krapyak yang dibantu suaminya yang mangkal di pinggir jalan raya depan kantor DPU setiap hari Rabu. Gethuk empuk dipadu dengan juroh yang manis Dikatakan oleh ibu Jujuk , Jajanan tradisional yang ia buat bahannya dari ketela pohon, beras , ketan, dan untuk juroh pemanisnya ia buat dari gula aren dan juga kelapa parut. Setiap harinya ia dibantu suami dan anaknya membuat jajanan atau panganan tradisonal yang masih disuka warga kota pekalongan. Sehingga dimanapun ia mangkal pelanggannya tetap setia menunggu dagangannya meskipun harus antri saking banyaknya pembeli. Untuk ketertiban pembelian pernah ia buatkan nomor antrian , namun karena nomor-nomor itu tercecer akhirnya pembelian hanya menggunakan antrian kesadaran. Yang datang dahulu didahulukan dan yang belakangan harus sadar menunggu giliran , hal itu tidak mengherankan karena setiap orang belinya paling sedikit  5 tum ( bungkusan daun pisang) dengan  harga 1 tum rata-rata Rp 1.000,- rupiah. “ Ya sudah langganan puluhan tahun sama jajanan tradisional bikinan Ibu Jujuk ini , selain harganya murah meriah 1 tum Cuma Rp 1.000,- tinggal pilih dan jajanannya rasanya khas tanpa bahan pengawet sehingga sehat jika dimakan. Kalau jajanan favorit saya ya gethuk yang kenyal ini mas ditambah juroh yang manis ini rasanya nikmat sekali . Bisa dipastikan seminggu sekali keluarga kami pasti membeli jajanan buatan  ibu Jujuk ini “, aku salah seorang Ibu yang merupakan penggemar berat jajanan ibu Jujuk ini.

Ibu Jujuk Dikeroyok pelanggannya Memang lapak ibu Jujuk sore itu cukup ramai sendiri dengan berjubelnya para pelanggan yang membeli jajanan  tradisional ini . Kebanyakan mereka membelinya model dituntum atau dibungkus dengan daun kelapa dan langsung dibawa pulang , satu orang membeli 3 – 5 tuntum tergantung keluarga yang ada di rumah. Memang jajanan ibu Jujuk ini special dinikmati di rumah ,  selain tempat jualannya dipinggir jalan yang ramai juga tidak disediakan meja atau kursi untuk menikmati jajanan tersebut. Oleh karena itu ketika saya coba untuk dibuatkan 2 tuntum 9 jajanan tradional yang dicampur , sayapun membawa tuntuman itu sampai dirumah saudara untuk menikmatinya. Sampai di rumah jajanan itupun saya buka untuk menikmatinya rasanya cukup enak dan lezat , untuk gethuk dulu sering menikmati jajanan ini namun saat ini jarang karena penjual gethuk banyak yang sudah tidak ada . Dengan adanya gethuk bikinan bu Jujuk ini saya serasa bernostalgia dengan empuknya ketela pohon yang ditumbuk halus itu. Sehingga wajar jika  ibu Jujuk ini setiap kali bukak dasar langsung diserbu oleh pembeli , yang kebanyakan ibu-ibu dan juga anak-anak dengan membawa uang 5 – 10 ribu mereka sudah mendapatkan 5 – 10 tuntum jajanan yang mereka inginkan. Adapun buka dasar ibu jujuk sekitar pukul 4 sore dan pulangnya jika dagangan habis yang tidak lebih dari Jam 8 malam , bahkan sering setelah  maghrib jajananya sudah habis di serbu pembeli . Setiap hari ibu Jujuk membuka dagangannya di Pasar Tiban , namun tempatnya berpindah-pindah tergantung Pasar Tiban itu ada dimana , sebagai misal hari Rabu ini di pinggir jalan depan DPU ,  Minggu di sebelah Utara RSUD Kraton begitu juga hari lainnya 7 hari full tiada libur.
Ketekunan Ibu Jujuk Patut ditiru Ketekunan ibu Jujuk untuk berjualan jajanan tradisional ini patut ditiru   jika usaha ini tidak ada penerusnya mungkin anak-anak kita kelak tidak akan tahu jajanan yang bernama gethuk, growol, trinthil, ongol-ongol , gablog, ketan semut dan jajanan yang lainnya. Padahal jajanan tersebut selain bahan-bahannya cukup mudah di cari dan juga harganya tidak terlalu mahal dan yang penting menyehatkan tubuh jika di makan. Nah bagi yang belum pernah merasakan nikmatnya jajanan tradisional ini jika kebetulan singgah ke kota Pekalongan dapat datang ke pasar tiban tanya dimana tempatnya setelah ketemu cari lapak Ibu Jujuk yang menjual jajanan tradisional ini di tanggung tidak mengecewakan .(FM)

Fatkhul Muin

Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun