Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

LTT dan NTT Pak Jan Memang Mak Nyos

27 Januari 2010   08:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:14 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_62356" align="alignnone" width="500" caption="Nasi Tahu Telor Nyus bangetPak Jan sang penjual "][/caption]

Pertigaan atau orang sering menyebut Protelon atau Bunderan Pecangaan kecamatan Pecangaan kabupaten Jepara jika malam tiba merupakan ajang wisata kuliner daerah Pecangaan dan sekitarnya. Siang hari tempat ini merupakan pertigaan jalan dengan bentuk bundaran ditengahnya yang selalu ramai dengan kendaraan yangdatang atau menuju ke kota Jepara . Beberapa tahun yang lalu kota Pecangaan di kenal sebagai penghasil karung goni terbesar di negeri ini , namun seiring dengan perkembangan jaman karung gonikini telah tergeser dengan zak berbahan baku plastic. Dan Riwayat pabrik karung goni inipun tamat sudah , dan kini berubah menjadi pabrik karung plastic , namun demikian julukan untuk bunderan karung goni ini sudah amat lekat dengan masyarakatsehingga tidak bisa hilang begitu saja.

Ya ditempat inilah jika sore atau malam menjelang puluhan pedagang kaki lima menggelar tendanya masing-masing dengan rapid an dapat dipastikan tidak akan berpindah karena telah mempunyai pelanggan sendiri-sendiri. Mulai dari sekedar makanan kecil seperti keripik , bakwan , tahu susur , roti bakar bandung sampai dengan martabak Malabar ada di sana. Begitu pula untuk minuman dari Wedang jahe, wedang kopi, wedang roti sampai dengan wedang ronde dengan kacangnya yang melezatkan. Untuk makan juga tidak ketinggalan beraneka ragam masakan ada disana, seperti bakso, mie godog, mie ayam, Sate ayam dan kambing, gulai dan Lontong Tahu Telur yang kesemuanya bisa menggoyang lidah anda .

Karena belum pernah mencoba rasanya saya iseng-iseng masuk warung tenda Lontong Tahu Telur( LTT) “ PakJan “ yang mengaku berasal dari kudus. Warungnya cukup sederhana di trotoar 3 X 5 meter pak jan menggelar dagangannya. Menu yang ditawarkan ada Nasi Tahu Telur dan Lontong Tahu Telur, sedangkan minumnya ada teh hangat, es teh dan Es Jeruk, selain itu ada gorengan dari gimbal udang, tahu susur, tempe goreng dan juga bakwan jagung. Meskipun seorang pria pak Jan kelihatan sigap dalam meramu masakannya pertama yang ia lakukan adalah menggoreng tahu beberapa potong dicampur dengan telur yang telah diberi bumbu khusus hingga matang, selanjutnya dengan cobek khasnya pak Jan mencampur bumbu sayur terbuat dari kacang tanah , gula merah dan juga bumbu dapur lainnya tidak lupa di tambah cabai tergantung dari permintaan pelanggan. Selanjutnya lontong atau nasi di taruh dalam piring diatasnya diberi tahu dan telur yang telah digoreng , seterusnya sayuran seperti kol, kecambah, bayam ditaburkan diatasnya dan paling akhir bumbu kacang ditaburkan diatasnya.Dan LTT yang mak Nyos ini siap disantap oleh pelanggannya.

Pak Jan mengaku usaha jualan LTT dan NTT sudah dijalaninya kurang lebih 9 tahun dan kelihatannya usaha ini sudah cocok , tidak terlalu jauh dari kampung halaman , juga jualannya cukup laris karena telah mempunyai pelanggan yang tetap. Untuk resep LTT dan NTT menurutnya tidak ada yang dirahasiakan , bumbu-bumbunya ya bumbu dapur seperti biasanya , namun demikian untuk tehnik pecampurannya memang harus jeli agar ketemu rasa yang pas , cocok dan Enak. Selain itu tahu yang disajikan ini bukan tahu biasa , namun dipesan khusus dari daerah ploso Kudus yang memang diperuntukkan untuk usaha LTT dan NTT ini . Jika menggunakan tahu biasa rasanya tidak bisa menyatu dengan telur , sehingga jika disajikan rasanya kurang enak. Oleh karena itu untukmenjaga rasanya setiap hari dia harus mendatangkan tahu dari Kudus , jika tidak ada pasokan dia sering prei untuk menjaga rasa bagi pelanggannya.

Lalu berapa tarip yang dipatok pak Jan untuk LTT dan NTT nya ? Cukup murah kawan satu porsi LTT maupun NTT hanya Rp 5.000,- , jika ditambah dengan lainnya cukup merogoh kocek Rp 10.000,-saja sekali makan.Selain satu piring LTT maupun NTT kita bisa minum es teh dan beberapa gorengan , sehingga hal ini membuat pelanggan pak Jan setiap waktu terus bertambah. Jam buka warung tenda ini habis maghrib sampai dengan menjelang tengah malam, sehingga jangan heran jika anda kebetulan mampir di warung ini banyak anak muda-anak muda malam yang mangkal di sana. Selain itu banyak pula bapak-bapak atau ibu-ibu yang menjadi pelanggan tetap dan penikmat LTT maupun NTT.Sekali datang di warung pak Jan ini , dapat dipastikan lain waktu akan mampir lagi karena kangen dengan LTT maupun NTTnya.

“ Alhamdulilah mas setiap hari dagangan kami selalu habis karena sudah ada pelanggan tetap , selain itu harganyapun tidak terlalu mahal , oleh karena itu meskipun kantongnya tidak begitu tebal dapat makan kenyang di warung ini dan kami tanggung puas “, ujar Pak Jan yang setiap harinya hanya ditemani istri jika berjualan.

Nah bagi penggemar kuliner di daerah Jepara atau yang kebetulan jalan-jalan ke Jepara dapat mencoba kelezatan LTT dan NTT pak Jan yang asli Kudus ini. Mangkalnya seputaran Bunderan Pecangaan bagian Selatan pojokselain melihat keramaian kota pecangaan di waktu malam juga dapat merasakan mak Nyosnya LTT dan NTT . Kita tunggu yaaaa.

Fatkhul Muin

Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun