Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pengusaha Ikan Kering Kedungmalang Jepara, Butuh Pembinaan

28 Februari 2010   04:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:42 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

[caption id="attachment_83190" align="aligncenter" width="500" caption="Tempat pengeringan dipinggir jalan raya "][/caption]

Desa Kedungmalang kecamatan Kedung kabupaten Jepara saat ini merupakan salah satu desa sentra penghasil ikan kering , oleh karena itu jika kita melewati desa ini akan kita jumpai puluhan pengusaha ikan sedang mengolah ikan untuk dijadikan ikan kering asin atau tawar yang lazim orang menyebut gresek. Apalagi jika panas menyengat bisa dikatakan tidak ada tempat terluang semua digunakan untuk menjemur berbagai jenis ikan diantaranya ikan gerabah, munir, abangan, kembung, layar dan teri dan masih ada puluhan ikan lainnya. Karena belum ada lokalisirtempat khusus maka para pengusaha ikan kering ini menempatkan tempat pengeringan ini seadanya , hampir semua pinggir jalan raya digunakan untuk mengeringkan ikan , akibatnya selain bau yang menganggu para pengendara juga pemandangan yang kurang sedap. Hal ini sudah berjalan hampir sepuluh tahun, namun karena terkendala biaya untuk membuat tempat khusus meskipun menganggu pengendara akhirnya terbiasa, padahal jika dibuatkan tempat khusus akan mempunyai nilai tambah. Selain tidak menganggu lalu lintas , juga enak dipandang mata dan yang lebih penting lebih hygenis.

” Ya memang beginilah kondisi pengusaha ikan kering di sini pak , tempat penjemurannyaseadanya dan dipinggir jalan lagi , lha bagaimana lagi untuk membuat tempat khusus butuh biaya. Jika ada fihak yang membantu kami siap menerima pak . Selain enak dipandang mata juga tidak menganggu pengendara yang lewat ” , ujar Mbok Sanipah ( 60 ) pengusaha ikan dari desa Kedungmalang sambil membersihkan ikan di baraknya diatas tanggul pinggir jalan raya Kedung – Pecangaan.

Mbok Sanipah mengemukakan, pengusaha ikan kering di desanya jika dihitung ada 50 orang lebih mereka membeli ikan dari nelayan sekitar Kedungmalang dengan cara borongan. Sesampainya di gudang ikan-ikan itu dipilah-pilah menurut jenisnya , setelah dibersihkan kemudian dikeluarkan isi perutnya sampai bersih. Jika ingin asin ikan yang telah bersih itu dicampur garamsecukupnya setelah itu baru dikeringkan dalam wadah lebar yang terbuat dari bambu. Setiap wadah berisi puluhan ikan yang diatur rapi menurut jenisnya masing-masing. Setelah kering ikan-ikan tersebut dimasukkan dalam wadah plastik menurut jenis ikan dan ditimbang menurut kebutuhan , jika sudah terkumpul banyak baru dijual ke pengepulatau dipasarkan sendiri ke pasar-pasar sekitar Jepara , Kudus dan Demak. Jika panasnya terik pengeringan ikan membutuhkan waktu 1 – 2 hari saja, namun jika panasnya kurang atau sedang musim penghujan waktu pengeringan lebih lama , selain itu hasil ikan tidak sebagus jika panasnya terik sehingga harganyapun turun.

” Kendala lain pengusaha ikan kering disini adalah masalah pengeringannya Mas , jika musim kemarau hal tersebut tidak menjadi kendala . Tetapi jika musim penghujan tiba ketika ikan banyak kami sering kesulitan untuk mengeringkannya sehingga kami tidak dapat mengolah ikan banyak-banyak. Selain itu jika panasnya kurang bau ikan sangat menganggu. Bila ada alat pengeringan khusus kami mau mencobanya , tapi sayang kami disini bekerja seadanya kami sangat membantu uluran semua fihak utamanya pemerintah agar usaha pengeringan disini lebih maju ”, ujar Harjo ( 45) nelayan dari desa Kedungmalang yang istrinya juga mempunyai usaha pengeringan ikan sekaligus pengepul ikan kering di rumahnya sambil menunjukkan ikan kering yang siap dikirim.

[caption id="attachment_83191" align="alignright" width="300" caption="Harjo menunjukkan ikan kering yang siap dikirim"][/caption]

Harjo mengatakan usaha pengeringan ikan di desanya sudah ada sejak dia masih kecil , namun menjadi booming baru 6-7 tahunan sehingga jika dihitung warganya yang terjun dalam usaha ini ada 150 orang dari yang hanya buruh angkut, buruh olah, buruh kering sampai dengan pedagang pengepul. Oleh karena itu bisa dikatakan saat ini desa Kedungmalang merupakan desa sentra penghasil ikan kering di kabupaten Jepara. Ikan kering dari desa ini selain di pasarkan di pasar-pasar sekitar Jepara , Demak dan Kudus sesekali waktu ada yang membawa gresek dari desa ini untuk dipasarkan ke daerah Jawa Tengah bagian selatan . Selain ikan kering berbagai jenis produk andalan dari desa Kedungmalang adalah Tempong atau Blenyik , yaitu ikan teri nasi (Teri kecil putih) yang dikepal kecil sebesar bulatan bakso kemudian ditata dalam wadah dan dikeringkan biasanya rasanya asin karena dicampur dengan garam . Setelah kering dimasukkan dalam plastik setiap bungkus berisi 124 biji dijual seharga Rp 23.000,- - 30 .000,-tergantung dari kwalitasnya.Blenyik atau tempong ini cara memasaknya cukup mudah cukup dikukuskan diatas nasi adapun bumbunya adalah lombok, bawang merah dan minyak kelapa, jika matang rasanya sangat lezat apalagidimakan dengan nasi hangat.

” Tempong atau blenyik inilah salah satu produk andalan dari Desa Kedungmalang ini , dipasar-pasar sekitar Jepara, Demak dan Kudus banyak yang menjual tempong produksi kami , bahkan pada waktu-waktu tertentu ada pedagang dari luar yang kulakan tempong atau blenyik disini mungkin dipasarkan di daerah lain ”, tutur Harjo lagi.

Karena sangat potensialnya desa Kedungmalang inilah membutuhkan berbagai fihak untuk membinanya , utamanya pemerintah daerah . Selain tempat untuk pengeringan agar dilokalisir juga persoalan permodalan , produksi serta pemasaran perlu diperhatikan. Dengan adanya pembinaan itulah nantinya para pengusaha ini dapat berjalan terus dan mampu bersaing dengan produk-produk lain sejenis. Tidak itu saja harapan mereka produk ikan kering dari desa Kedungmalang ini tidak hanya laku di pasar-pasar tradisional namun juga dapat masuk ke mini-mini market atau super market. Untuk mewujudkan hal ini perlu dukungan berbagai fihak. (FM)

Fatkhul Muin

Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun