[caption id="attachment_345675" align="aligncenter" width="700" caption="Pak Muhdi menunggu pelanggannya anak SD"][/caption]
Jepara – Hidup adalah sebuah perjuangan yang harus dijalani penuh suka dan duka. Hal inilah yang menjadi landasan Muhdi (50) warga desa Karangaji kecamatan Kedung .Meskipun puluhan tahun ia menjalani pekerjaan sebagai pedagang keliling. Namun ia jalani dengan senang hati, padahal ia harus “Ngonthel “ sepeda puluhan kilometer setiap harinya.
Selama lebih dua puluh lima tahun ia berdagang keliling jajanan anak-anak. Ada bakso ojek, telor putar goreng , manisan dan juga minuman. Dengan sepeda bututnya pagi hari ia keluar rumah dan pulangnya malam menjelang. Kegiatan itu ia jalani terus menerus tanpa menghirauakan teriknya panas dan dinginnya air hujan.
“ Ya gimana lagi mas bisanya hanya jualan kayak begini. Yang penting setiap hari dapat uang untuk belanja dan biayai anak-anak sekolah. Kalau dihitung ya sejak saya belum berkeluarga udah jualan keliling seperti ini “, kata Muhdi pada kabarseputarmuria.com di SD Kedungmutih Wedung Demak tempatnya mangkal jika pagi hari sampai siang.
Muhdi mengatakan dagangan yang ia jual selain kulakan di pasar juga ada yang membuat sendiri. Di bantu istrinya setiap malam ia membuat makanan kecil berbahan, tepung , telur dan gula. Berkat tangan dingin istrinya tercipta beragam makanan kecil yang menarik selera anak-anak kecil. Ada bakso ojek , uler-uleran, manisan dan yang lainnya.
“ Agar tidak membosankan makanan atau jajanan yang kami jual selalu berganti-ganti jenisnya. Jika dagangan mulai turun penggemarnya digantikan yang baru begitu seterusnya “, tambah Muhdi.
Muhdi mengaku meski penghasilan sehari-harinya tak seberapa. Namun selama puluhan tahun ia menjalani usaha jualan keliling dengan senang hati. Dari hasil penjualan makanan kecil untuk anak-anak sekolah itu . Ia bisa menghidupi lima orang. Anaknya 3 orang namun yang sulung kini sudah berkeluarga. Tinggal dua orang yang harus ia biayai sekolahnya.
“ Ya yang nanya jualan kayak gini hasilnya ya tidak tentu kadang ramai ya kadang sepi. Kalau di hitung rata-rata penghasilan bersihnya Rp 60 ribu – Rp 75 ribu. Alhamdulillah cukup untuk makan dan biaya anak-anak sekolah “, tutur Muhdi.
Memang dalam benak Muhdi ada keinginan untuk menggantikan sepeda tuanya dengan sepeda motor untuk ider makanan. Namun karena penghasilan yang pas-pasan itu menyurutkan keinginan yang lama didambakan. Namun ia terus berdo’a agar diberikan kesehatan oleh yang kuasa agar bisa terus ider makanan. Sambil menabung dikit demi sedikit untuk mewujudkan keinginannya itu.
“ Maunya sih naik sepeda motor seperti yang lain Pak . Namun karena belum ada rejeki ya naik sepeda terus tak mengapa. Yang penting badan sehat dan terus dapat ider makanan “, kata Muhdi menutup sua. (Muin)
Anda bisa juga baca kisah ini di www.kabarseputarmuria.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H