Yogyakarta – Ali Akbar atau orang sering menyebutnya Ali Topan, merupakan seorang pengatur lalu lintas jalanan atau bisa disebut dengan julukan pak ogah. Pria berusia 52 tahun ini, dapat kita temui jika melewati pertigaan taman siswa Wirogunan, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya didepan warung gacoan taman siswa. Yang unik dari pak ogah yang satu ini, ialah atribut yang dikenakanya, yaitu galon bekas yang digunakan dikepalanya sembari mengatur kendaraan yang ingin menyebrang, Selasa (07/12/2021).
Pria yang lahir dijakarta ini, memulai kehidupanya dijalanan jogja sekitar 14 tahun yang lalu, dimulai dari jalanan gejayan, balai kota dan pindah ke taman siswa sampai sekarang, tempat-tempat tersebutlah yang menjadi tempat utama bagi Ali untuk membantu sekaligus meraup pundi rupiah untuk ia dan keluarganya hidup. Ali juga sering berpindah-pindah tempat dari beberapa tempat utama tadi, untuk menambah kebutuhanya sehari-hari. Ali selalu tinggal dan bekerja disamping sepeda rakitanya, yang ia gunakan untuk berpindah lokasi sekaligus tempat bagi Ali untuk beristirahat. Dulu sampai sekarang memang Ali selalu beristirahat dipinggir jalan, karena memang ia hidup dijalanan, namun yang beda ialah sepedanya, dulunya hanya bisa untuk berpergian, sekarang sepedanya bisa untuk iagunakan beristirahat, karena sudah dirakit sedemikian rupa, menjadi sepeda rumah.
Mungkin teman-teman pembaca sudah mengetahui sedikit tentang sosok Ali ini, mulanya Ali sempat viral pada April 2021 kemarin diberbagai media sosial yang ada, seperti twitter dan Instagram. Ia viral karena keunikan dari penampilan Ali sendiri, yaitu bekerja menjadi pak ogah dengan tambahan galon yang ia pakai dikepala ketika sedang menyebrangkan kendaraan yang melintas. Dengan ciri khas uniknya tersebut juga membuat Ali semakin dikenali banyak orang.
Ali bekerja dari mulai pukul 07.00-17.00 WIB, dikarenakan menyesuaikan para pengendara seperti siswa sekolah ataupun para pekerja “ikut orang-orang kerja sama kuliah, pas rame-ramenya”ungkap Ali. Saat ditemui pun Ali sedang mengatur penyebrangan dengan galon unik miliknya, yang dilengkapi dengan baju kaos putih berompi oren dan celana jeans, serta tanpa alas kaki, yang padahal ia mengatur penyebrangan disiang hari yang berati matahari sedang terik-teriknya dimana seharusnya membuat jalanan menjadi panas. Namun Ali tetap dengan leluasa menyebrangkan para pengendara dengan santainya ”Udah biasa” ujar Ali.
Ali, menuturkan bahwa ia memakai galon Ketika menyebrangkan kendaraan karena “Unik, sekaligus menghibur orang, banyak anak-anak kecil” ujarnya, dengan wajah tersenyum dan tetap dengan galon dikepalanya. Ali sering menyingung pula bahwa salah satu pencegahan penularan virus corona ini ialah menggunakan masker, ia pun mendukung kebijakan pemerintah dengan mewajibkan penggunaan masker, salah satu caranya dengan menempelkan stiker ‘Ayo Pakai Masker’ pada sepedanya. “Kalo dari jauh pengendara tanpa masker melihat saya, biasanya malah langsung pakai masker, karena melihat masker galon yang saya kenakan” tutur Ali sebagai pengatur jalanan.
Ali menyangkal bahwa galon yang ia gunakan malah mempersulit ia saat bekerja ”Ada banyak lobangnya juga ini galonya, jadi udara tetap masuk,” tutur Ali bahwa adapula sirkulasi udara didalamnya. Ali menambahkan memakai galon malah membuatnya beda dengan yang lain “Unik mas, beda dengan yang lain, jadi mudah diingat” ungkap Ali.
Galon sudah menjadi salah satu ciri khas Ali, ia juga menambahkan bahwa Ketika ia memakai galon untuk bekerja, ada banyak hal-hal unik dan mengesankan yang ia dapatkan, seperti tambahan uang juga kata-kata lucu serta unik yang dilontarkan pengendara-pengendara yang lewat. “Unik banget pak, dijogja Cuma bapak yang pake galon” ungkap salah satu pengendara, dari pengalaman yang Ali dapatkan Ketika bekerja.
Banyak orang juga yang menyebutnya sebagai pahlawan jalanan, karena pekerjaan yang ia kerjakan memang tidak selalu mendapatkan keuntungan dalam setiap kali menyebrangkan kendaraan, tetapi ia tetap ikhlas dalam menyebrangkan setiap kendaraan yang ada. Ditambah lagi pertigaan yang sering iagunakan untuk bekerja tersebut, yaitu depan gacoan Taman Siswa merupakan suatu Kawasan yang padat sekaligus ramai, tak jarang pula banyak kendaraan yang kecelakaan disekitar pertigaan tersebut. Dengan adanya Ali ini sebagai pak ogah, juga memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan disekitar wilayah tersebut.
Ali memiliki 5 orang anak, 3 anak sudah lulus SMA, dan 3 lainya masih duduk dibangku sekolah yaitu SD,SMP, serta SMA, dengan pekerjaannya sebagai pengatur jalanan, ia mengatakan “Alhamdulillah, cukup buat makan dan menyekolahkan anak-anak saya”. Kerja keras dan juga inovasi yang ia miliki menjadikanya dikenal masyarakat, sehingga banyak pula pihak-pihak yang menaruh perhatian kepa Ali, dengan membantu sembako, sejumlah uang serta dukungan-dukungan lain, seperti dukungan verbal yang paling sering kita temui.
Ia juga bangga terhadap pekerjaanya, yang dapat membuat senang juga terhibur para pengendara yang lewat. Selagi masih bisa membuat senyum anak-anak sama bisa membantu orang untuk menyebrang Ali tetap semangat dalam melakukan pekerjaanya, tuturnya. Ali juga memiliki pesan untuk anak-anak jalanan yang tinggal dan hidup diJogja “Jangan ngawur kalo dijalanan, jangan bikin onar, cari makan sewajarnya aja, sama sopan santun dijaga”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H