Mohon tunggu...
Arda Muhammad Naufal
Arda Muhammad Naufal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Framing Teks Pemberitaan Terkait Curah Hujan dan Banjir di Kabupaten Cirebon

9 April 2023   20:54 Diperbarui: 9 April 2023   21:19 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana media melaporkan fenomena curah hujan dan banjir di Kabupaten Cirebon dengan menggunakan teknik framing berita. Analisis ini menggunakan 10 berita yang berasal dari 6 media massa yang berbeda, dengan tujuan untuk mengidentifikasi sudut pandang atau kerangka berita yang digunakan oleh masing-masing media. Dengan demikian, analisis ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai bagaimana media memilih dan menyajikan informasi tentang fenomena curah hujan dan banjir yang terjadi di Kabupaten Cirebon.

Berdasarkan sepuluh berita yang telah dianalisis, dapat diketahui bagaimana konstruksi pemberitaan curah hujan di Kabupaten Cirebon pada media suaracirebon,com, tribunnews.com, buddyku.com, citrust.id, pikiran-rakyat.com, dan news.okezone.com.

Berita pertama yaitu dari suaracirebon.com yang menggunakan judul "BPBD: Cuaca di Kabupaten Cirebon akan Lebih Ekstrem dari Tahun Lalu". Pada berita tersebut framing media yang digunakan adalah "waspada" yang menekankan masyarakat agar waspada karena cuaca ekstrem tahun ini lebih ekstrem dibandingkan tahun 2021 kemarin. 

Berita ini memiliki lead yang memaparkan pernyataan Penata Ahli Muda Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda, yaitu cuaca ekstrem tahun ini harus diwaspadai oleh masyarakat. Terlebih pada tanggal 23 dan 24 Desember ini, masyarakat harus benar-benar mewaspadainya.

Berita kedua yang berjudul "Puncak Musim Penghujan di Cirebon Diprediksi Maret 2023, Banjir dan Longsor Masih Potensial Terjadi" dari tribunnews.com memiliki framing media bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon mulai bersiap-siap untuk menghadapi bencana hidrometrologi selama musim hujan. 

Pasalnya, puncak musim hujan di wilayah Kota Cirebon diprediksi baru terjadi pada Maret 2023, sehingga masih berpotensi dilanda bencana banjir dan tanah longsor serta angin puting beliung. Hal tersebut didukung oleh pernyataan dari Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis yang mengatakan, selama kurun Oktober 2022 hingga Januari 2023 wilayah Kota Udang juga sempat dilanda cuaca ekstrem hingga mengakibatkan bencana. Karenanya, pihaknya meminta seluruh SKPD di lingkungan Pemkot Cirebon hingga instansi terkait lainnya untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi potensi bencana hidrometrologi.

Berita ketiga dari buddyku.com yang berjudul "BMKG Rilis Puncak Musim Hujan Diprediksi Maret 2023, BPBD Kota Cirebon Lakukan Hal Ini" memiliki framing media yang  berfokus pada pengertian dari bencana hidrometeorologi. Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang disebabkan oleh parameter-parameter meteorologi, seperti angin, curah hujan, kelembapan, dan temperatur. Bencana hidrometeorologi meliputi banjir, angin puting beliung, kekeringan, dan longsor.

Berita keempat dengan judul "Puncak Musim Hujan Diprediksi Maret 2023, Pemkot Cirebon Siaga" dari citrust.id memiliki framing media yang berfokus menjelaskan bahwa memasuki awal tahun 2023, Kota Cirebon menghadapi cuaca yang cukup ekstrem, seperti angin kencang dan curah hujan yang meningkat. Berita diperkuat dengan pernyataan dari Komandan Kodim 0614/Kota Cirebon, Letkol Inf Robil Syaifullah yang mengatakan pemicu bencana tersebut selain curah hujan tinggi dengan durasi hujan relatif lama menyebabkan meluapnya aliran sungai dan drainase. Kemudian ada kenaikan intensitas angin yang menyebabkan pohon tumbang.

Berita kelima dengan judul "BMKG Mengeluarkan Rilis Prediksi Cuaca: Pekan Ini, di Cirebon Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat" dari pikiran-rakyat.com memiliki framing media yang lebih menekankan pada prediksi BMKG terkait cuaca di Cirebon satu minggu ke depan (27 Februari -- 5 Maret 2023). Pada berita tersebut menjelaskan dalam sepekan ke depan, diprakirakan beberapa fenomena masih berpengaruh terhadap pembentukan awan yang dapat mengakibatkan peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Jawa Barat, termasuk di Cirebon.

Berita keenam dari suaracirebon.com memiliki judul "Cuaca Ekstrim Mengintai hingga Maret, Jangan Panik, Hubungi Nomor Ini Jika Butuh Pertolongan, BPBD Kota Cirebon Siaga". Framing media yang digunakan pada judul tersebut adalah "jangan panik" yang menekankan agar masyarakat untuk tetap tenang dan jangan tergesah-gesah.

Berita ini memiliki lead yang memaparkan pernyataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon agar masyarakat untuk berhati-hati dengan cuaca ekstrim. Kepala BPBD Kota Cirebon, Andi Wibowo mengungkapkan, cuaca ekstrim ini diperkirakan akan melanda sampai akhir bulan Maret 2023 mendatang dengan potensi hujan dan angin deras setiap sore.

Berita ketujuh yaitu dari tribunnews.com yang menggunakan judul "Masuk Puncak Musim Hujan, BMKG Kertajati Majalengka Minta Warga Ciayumajakuning Waspada". Pada berita tersebut framing media yang digunakan adalah "waspada" yang menekankan agar masyarakat waspada terhadap dampak cuaca ekstrim. Pada berita tersebut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kertajati Majalengka meminta masyarakat lebih waspada terhadap dampak cuaca. 

Pasalnya, BMKG menyebut saat ini merupakan puncak musim penghujan yang mana berpeluang dibarengi petir dan angin kencang. Prakirawan BMKG Kertajati Majalengka, Ahmad Faa Izyin mengatakan, masuknya puncak musim hujan itu dibarengi dengan curah hujan yang mengalami peningkatan. Faiz, sapaan akrabnya menyampaikan, prakiraan curah hujan di kisaran 300 sampai di atas 500 milimeter per bulan itu sudah masuk dalam kategori tinggi. Sehingga, Faiz mengimbau masyarakat Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) agar lebih waspada terhadap dampak cuaca ekstrim.

Berita kedelapan yang berjudul "Hujan Berjam-jam, Ribuan Rumah di Cirebon Terendam Banjir" dari buddyku.com memiliki framing media bahwa hujan deras selama berjam-jam menyebabkan ribuan rumah di lima kecamatan Kota dan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat terendam banjir dengan ketinggian mencapai 1,5 meter. 

Berita kesembilan dari pikiran-rakyat.com  yang memiliki judul "Hujan Deras, Banjir Rendam Pemukiman, Kantor Kecamatan dan Jalur Nasional Pantura di Kabupaten Cirebon" memiliki framing media yang berfokus pada penyebab terjadinya banjir, yaitu selain derasnya air hujan, banjir yang melanda diduga akibat buruknya sistem saluran air (drainase). Hal tersebut didukung oleh pernyataan dari Ade seorang warga Arjawinangun yang mengatakan banjir yang terjadi di wilayah Arjawinangun terjadi akibat hujan besar dan air rembesan yang mengalir dari sawah. Sementara saluran yang ada tidak mampu lagi menampung luapan air.

Berita kesepuluh dan terakhir adalah berita yang berjudul "Hujan Berjam-jam, Ribuan Rumah di Cirebon Terendam Banjir" dari media news.okezone.com. Berita ini menggunakan framing media yang berfokus pada dampak langsung yang dirasakan oleh warga setempat akibat bencana banjir. Dalam berita ini, diketahui ada lima Kecamatan yang terdampak banjir, di antaranya Kecamatan Talun, Kedawung, Tengah Tani, Weru dan Mundu. Banjir terparah terjadi di Desa Banjarwangunan, Kecamatan Mundu, dan Desa Dawuan, Kecamatan Tengah Tani. 

Ketinggian air di Desa tersebut mencapai satu meter, bahkan pemukiman yang dekat dengan sungai, ketinggian air mencapai 1,5 meter. Menurut Rimo Karim, warga Kampung Dukuh Semar Kota Cirebon yang rumahnya terdampak banjir, wilayah Dukuh Semar selama bertahun-tahun tidak terdampak banjir. Namun, kali ini terdampak karena curah hujan cukup tinggi membuat wilayahnya terdampak banjir cukup tinggi. 

Sementara itu, di tempat berbeda Tisna, salah satu warga Dawuan, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon mengatakan, banjir kali ini merupakan banjir terparah yang melanda permukimannya. Sementara itu, dari dampak banjir tersebut tidak ada korban jiwa baik di wilayah Kota Cirebon maupun Kabupaten Cirebon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun