Mohon tunggu...
Ardalena Romantika
Ardalena Romantika Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada

Merupakan pribadi yang amat senang bertukar cerita, pengalaman, dan hal baru dengan semua orang dari berbagai latar belakang. Saya percaya bahwa dengan mengaktualisasikan diri melalui pertukaran dan eksplorasi ide dengan orang lain, akan tercipta ruang kebebasan berekspresi dan kesetaraan bagi setiap manusia. Jadi, mari kita saling berbagi gagasan dan berekspresi bersama!.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Merawat Ingatan dengan Seribu Kata dalam Sehari

1 Februari 2021   08:00 Diperbarui: 25 Maret 2022   00:15 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reaksi ini akan mempengaruhi kinerja lobus temporalis otak kita yang berperan untuk menyimpan ingatan. Bisa dibilang otak kita akan turun mesin ketika kita tua. 

Hal ini merupakan sesuatu yang tak bisa dielak, sudah merupakan hal yang wajar apabila produktivitas dan kecerdasan kita akan menurun ketika kita semakin tua.

Lantas, bagaimana cara merawat ingatan dan menghambat kepikunan?

Salah satu cara untuk merawat ingatan adalah dengan menulis. Menulis merupakan suatu kegiatan yang melibatkan kemampuan mengingat, merangkai kata, berpikir kritis, dan kemampuan-kemampuan lain yang membuat otak kita terus berkonsentrasi pada informasi tertentu. 

Metode menuliskan informasi dalam proses pembelajaran adalah salah satu metode paling efektif untuk membantu siswa mengingat materi pelajaran. Itulah sebabnya, guru seringkali memberikan tugas membuat ringkasan materi tiap akhir bab. 

Tujuannya agar materi tersebut lebih melekat di ingatan siswanya, daripada apabila hanya sekadar mendengarkan penjelasan di kelas. Nah, kita dapat menggunakan metode ini untuk mengingat informasi-informasi atau kenangan tertentu meskipun kita sudah bertahun-tahun tak lagi berada di bangku sekolah.

Menulis opini, kritik, maupun analisis terhadap suatu masalah juga akan membuat otak kita terasah. Meskipun kita sudah tak secerdas dulu lagi, setidaknya dengan selalu berpikir kritis, otak kita tidak nganggur. 

Analoginya seperti pisau yang berkarat karena terlalu lama disimpan di gudang. Pisau tersebut tentu tidak akan berkarat apabila kita menaruhnya di dapur dan rajin menggunakannya untuk memotong bahan makanan. 

Otak kita yang terlalu lama tidak dipakai untuk berpikir kritis pun akan berkarat dan berimbas pada penurunan memori otak.

Dengan menulis, berbagai emosi dapat tersalurkan. Perasaan sedih, galau, marah, dan kecewa tak lagi terpendam dan mengendap di dalam diri kita. Hasilnya, kecerdasan emosional (EQ) akan meningkat. EQ sendiri merupakan kecerdasan seseorang dalam memanajemen emosi agar selalu terarah dan terkendali. 

Selain itu, EQ juga berperan dalam menentukan langkah seperti apa yang akan diambil ketika seseorang berada dalam keterpurukan dan situasi sulit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun