Mohon tunggu...
www.ArdaDinata.com
www.ArdaDinata.com Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Peneliti, Penulis dan Blogger

Pengasuh Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, blogger, dan penulis lepas. Minatnya dalam bidang motivasi, pendidikan, keluarga, psikologi, kesehatan, lingkungan hidup, dan jurnalistik. Kegiatan harian, selain membaca dan menulis, juga tercatat sebagai seorang PNS di Loka Litbangkes Pangandaran, Balitbangkes Kementerian Kesehatan R.I. \r\nhttps://www.ArdaDinata.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kapur Tohor Datang, Lalat Berkurang

7 November 2011   00:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:59 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai contoh, pada tahun 2005 ketika penulis membimbing penelitian Rini Ariani, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya, di TPA Purbahayu Kec. Pangandaran, Kab. Ciamis, dengan mengambil sampel sampah organik. Satu sampel tanpa pembubuhan kapur tohor dan satu sampel lagi dengan dibubuhi kapur tohor dengan dosis 15 gr/0,07 meter persegi sampah organik, kemudian di atasnya dipasang alat perangkap lalat (flay trap) pada tumpukan tiap-tiap sampel tersebut.

Hasil eksperimen awal, ternyata setelah disimpan selama empat jam, pada sampel sampah yang tidak dibubuhkan kapur tohor didapat jumlah lalat rumah dan hijau yang hinggap hingga terperangkap pada flay trap adalah sebanyak 88 ekor. Sedangkan pada sampel sampah organik yang dibubuhi kapur tohor didapat jumlah lalat rumah dan lalat hijau yang hinggap hingga terperangkap pada flay trap yaitu sebanyak 24 ekor. Dari praeksperimen ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pada sampah yang dibubuhi kapur tohor itu.

Dari sini, penelitian dilanjutkan dengan mengambil berbagai dosis kapur tohor per 0,07 m2 sampah yang akan diteliti, yaitu: sebanyak 10 gr; 15 gr; 20 gr; dan 25 gr, serta sampel sampah yang tidak dibubuhkan kapur tohor. Hasil yang didapat ternyata, rata-rata lalat yang hinggap pada sampah organik tanpa pembubuhan kapur tohor adalah 51 ekor. Sedangkan rata-rata jumlah lalat yang hinggap pada sampah organik dengan pembubuhan berbagai dosis kapur tohor, yaitu dosis 10 gr didapat sebanyak 22 ekor lalat; dosis 15 gr didapat 8 ekor lalat; dosis 20 gr didapat 4 ekor lalat; dan dosis 25 gr didapat 1 ekor lalat.

Jadi, secara jelas ada perbedaan jumlah lalat yang hinggap pada sampah yang menggunakan pembubuhan kapur tohor dengan sampah organik yang tidak menggunakan kapur tohor. ***

Arda Dinata

Peneliti di Loka Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis, Balitbangkes Kemenkes R.I.

MIQRA INDONESIA, sebuah komunitas yang berusaha selalu belajar mengembangkan diri melalui INSPIRASI KECERDASAN HATI. Tulisan-tulisan di blog ini merupakan catatan tentang berbagai inspirasi yang telah dikembangkan menjadi tulisan sederhana dengan berusaha memasukan hikmah di dalamnya. Sahabat KOMPASIANER silahkan memberi komentar dan masukan atas apapun tentang isi tulisan di blog ini. Saya tunggu komentarnya sekarang juga ya...!!! Salam inspirasi dan sukses selalu buat Anda.

<  HOME >

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun