Tujuan pembangunan pertahanan militer ini tidak ditujukan dalam memicu terjadinya arms race, atau perlombaan senjata yang bertujuan untuk memenangkan perang total, melainkan ditujukan khusus untuk membangun kekuatan pertahanan negara ke standar yang lebih ideal dan mampu memberikan efek tangkal. Pembangunan kekuatan maritim secara berkesinambungan menimbulkan dampak positif bagi negara antara lain ada; 1. Ancaman dan gangguan terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI semakin kecil dan berdampak pada stabilitas nasional;2. Meningkatkan nilai tawar (bargaining power) pemerintah Indonesia dalam diplomasi internasional dan diperhitungkan oleh masyarakat internasional; 3. Meningkatkan daya tangkal (deterrence) pertahanan negara di Kawasan; 4. Meningkatnya posisi daya saing bangsa (Competitive Index) di lingkungan internasional.
Pembangunan kekuatan maritim diselenggarakan untuk mewujudkan kepentingan nasional. Kepentingan strategis pertahanan Indonesia merupakan bagian dari kepentingan nasional dalam menjamin tegaknya NKRI dengan segala kepentingannya.
Rekomendasi
Indonesia memang bukan negara yang secara langsung terkena dampak dari konflik Laut Cina Selatan. Namun, kepentingan nasional Indonesia dapat terganggu akibat konflik tersebut. LCS menjadi kawasan yang diperebutkan karena memiliki nilai strategis sebagai Sea Lines of Trade (SLOT) dan Sea Lines of Communication (SLOC) yang menghubungkan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, sehingga membuat jalur LCS sebagai jalur tersibuk di dunia. Selain itu, LCS juga memiliki nilai ekonomis dengan adanya sumber daya alam berupa cadangan minyak dan gas alam.
Dalam kaitannya respon Indonesia terhadap sengketa wilayah di Laut Cina Selatan, peningkatan kekuatan maritim Indonesia dapat memberikan pengaruh keseimbangan kekuatan di Laut China Selatan. Dalam konteks ini, peningkatan kapabilitas militer dan nir militer yang signifikan dapat meningkatkan kemampuan pertahanan Indonesia dan memberikan sinyal kepada negara-negara lain bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk melindungi kepentingannya di wilayah tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi persepsi dan tindakan negara-negara lain yang terlibat dalam sengketa teritorial ini. Â
Beberapa Stretegi kompetitif dalam membangun kekuatan maritim Indonesia adalah sebagai berikut: Meningkatkan persentase APBN untuk bidang maritim dalam pengembangan kekuatan TNI Angkatan Laut dan pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan operasi penindakan kejahatan laut; Peningkatan sumber daya manusia dalam mengembangkan industri pertahanan dalam negeri harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah; Peningkatan kerja sama internasional di bidang pertahanan dan keterlibatan dalam misi perdamaian dunia di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga internasional lainnya dalam rangka ikut serta memelihara ketertiban dan perdamaian dunia; Melibatkan perguruan tinggi dalam melaksanakan riset terhadap teknologi dan melaksanakan Transfer Of Technology dalam setiap pembelian Alutsista dari Luar Negeri yang semuanya dapat diimplementasikan kepada pembangunan Alutsista secara mandiri dan Pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim di wilayah pesisir dan perbatasan untuk membuka jalur logistik.
Dengan demikian pembangunan kekuatan maritim yang diselaraskan dengan perkembangan teknologi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pertahanan Indonesia dalam menghadapi perkembangan lingkungan strategis dan menangkal ancaman baik ancaman internal maupun eksternal serta ancaman tradisional maupun non-tradisional
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H