Mohon tunggu...
Aris Dany Setyawan
Aris Dany Setyawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Malang

Malang,2 April 2003, Pecintas Sastra I Author Kesejarahan I Pengamat Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Jalan Panjang Ketua OSIS dengan Segala Kerepotannya

30 September 2020   10:35 Diperbarui: 1 Oktober 2020   11:14 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS merupakan dambaan bagi sebagian siswa. Khususnya mereka yang suka dengan dunia organisasi.

Tujuannya sendiri berbeda-beda setiap orang. Ada yang memang berniat untuk mengukur jiwa kepemimpinan ada pula yang menjadikannya sebagi ajang meraup ketenaran di lingkungan sekolahnya. 

Apapun tujuannya, yang jelas menjadi seorang presiden di sebuah organisasi sekolah sudah tidak diragukan lagi beratnya tugas yang diemban. Mulai dari memimpin agenda rapat rutinan, mengkoordinasi anak buah saat ada kegiatan sekolah, hingga menjadi duta sekolah dalam acara seminar, workshop atau sejenisnya. 

Kesibukan ketua OSIS seperti halnya di atas terkadang menimbulkan rasa canggung tersendiri bagi siswa yang berminat.

Sebab, kewajiban utama belajar itulah yang sering kali membuat siswa harus berpikir dua kali agar bisa meyakinkan hatinya untuk menyalonkan diri menjadi ketua OSIS.

Mengingat hakikat sekolah sendiri adalah untuk menuntut ilmu dengan baik, maka tak heran ada beberapa kalangan yang beropini bahwa mendedikasikan diri di lingkup organisasi seperti itu dapat mengganggu konsentrasi terhadap proses belajar sehari-hari.

Mulai dari proses pencalonan. Sebagian besar sekolah merekrut ketua OSIS dengan seleski yang cukup ketat dan melalui beberapa tahapan yang cukup panjang yang tentunya bakal menguras waktu belajar bagi siswa yang mencalonkan diri.

Kita ambil contohnya: Pada awal seleksi ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh siswa yang mendaftar seperti mengisi angket, melengkapi berkas administrasi, tes wawancara, hingga tes akademik. 

Dari rangkaian awal tersebut calon ketua OSIS sudah harus menyiapkan segala sesuatu mulai dari persiapan berkas sebagai syarat awal.

Persiapan mental dalam mengahadapi pewawancara dan juga tak kalah penting adalah menyiapkan materi yang nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk menjawab pertanyaan dalam teks akademik. 

Setelah proses pertama dinyatakan lolos, biasanya tim registrasi yang merupakan anggota OSIS lama beserta bapak ibu guru yang tergabung dalam bidang ke-OSIS-an akan menarget peserta yang dinyatakan lolos tadi untuk segera membuat rencana program kinerja yang nantinya jika terpilih akan dilaksanakan dalam masa baktinya.

Proses yang satu ini juga tak kalah merampas waktu belajar yang cukup banyak lagi karena membuat program kerja harus dipikirkan secara matang mulai dari pelaksanaan, tantangan dan evaluasinya.

Belum lagi jika pihak sekolah menghendaki calon ketua OSIS tersebut menyajikannya dalam bentuk slide dan dipresentasikan di depan orang-orang yang terlibat dalam organisasi yang boleh dibilang kaki tangan sekolah ini, banyak waktu lagi akan terkuras.

Beriringan dengan dua tahapan di atas, selayaknya mencari seorang pemimpin, sekolah-sekolah juga menerapkan adanya pemilihan ketua OSIS dengan cara pencoblosan.

Cara seperti ini juga menjadi PR lagi bagi calon ketua OSIS untuk mencari dukungan dengan cara kampanye.

Untuk mencari suara sebanyak-banyaknya para calon ketua OSIS harus melakukan pendekatan terhadap orang-orang atau kelompok-kelompok dengan harapan suara mereka akan jatuh kepadanya. 

Dengan pemaparan program kerja, visi dan misi mereka harus bisa meyakinkan para pemilih agar tertarik untuk mencoblosnya.

Setelah semua runtutan seleksi dirasa cukup, kini datanglah hari pencoblosan.

Hari pencoblosan tidak musti menjadi hari bebas pelajaran bagi peserta didik di sekolah itu. Hanyalah calon ketua OSIS dan panitia pencoblosan yang diizinkan untuk tidak mengikuti pelajaran.

Ya, mereka mau tidak mau akan ketinggalan pelajaran lagi. Begitulah pengorbanan yang harus ditempuh oleh OSIS. Entah calon ketua, pengurus maupun alumninya.

Itu baru pencalonan, belum lagi jika terpilih menjadi ketua OSIS, maka tugasnya sangatlah berat seperti apa yang sudah saja singgung diatas.

Ketua OSIS merupakan pemimpin segalanya yang menyangkut dengan siswa. Seperti halnya kegiatan sekolah.

Sudah tak terpungkiri lagi jika OSIS akan selalu andil dalm kegiatan sekolah. Entah kegiatan nasional, religi ataupun kegiatan lain semua akan dipegang oleh OSIS.

Para pengurus OSIS harus mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan tersebut. Mereka akan mengadakan rapat persiapan, koordinasi pelaksanaan hingga akhirnya mereka dituntut untuk melakukan evaluasi mengenai kegiatan tersebut.

Tentu peranan ketua OSIS dalam hal ini sangatlah besar. Menjadi ketua OSIS harus bisa menuntut para anggotanya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas dan bidang yang mereka kuasai.

Ketua OSIS juga harus melakukan pengontrolan terhadap jalan pelaksanaan sesuai rencana awal yang dibicarakan dalam rapat persiapan. Kalau boleh dibilang keberhasilan suatu acara ada di tangan OSIS.

Lagi, terkadang suatau lembaga melaksanakan sebuah event workshop bagi sekolah-sekolah setingkat.

Mereka menginginkan ada satu orang yang dikirimkan untuk mewakili sekolah dalam event seperti ini. Adapun hal yang diseminarkan seperti perihal narkoba, kenakalan remaja ataupun teknologi. Nah, pasti yang bakal ditunjuk adalah ketua OSIS.

Workshop sendiri tak jarang diadakan beberapa hari sehingga dari mereka sang ketua OSIS bakalan ketinggalan pelajaran dikelas karena harus mengikuti workshop itu di luar sekolah dan mereka harus mewakili almamater yang mereka cintai.

Dari kesibukan yang harus dihadapi oleh si ketua OSIS di atas ada beberapa tips yang bisa digunakan agar selain mereka bisa tetap profesional dalam jabatannya juga tidak terlalu tertinggal soal pelajaran.

Tips ini saya peroleh dari teman yang kebetulan saat ini sedang menjabat sebagai ketua OSIS di sekolah saya. Mereka memaparkan bahwa mengikuti kegiatan di luar sekolah bukan berarti terlepas akan tugas sekolah.

Maka dari itu, sebagai ketua OSIS mesti mampu manajemen waktu. Yah dalam hal ini soal kedisiplinan lah yang menjadi pondasi hal tersebut.

Ada beberapa cara yang digunakan untuk mensiasati agar sebagai ketua OSIS mereka tetap bisa mendapatkan materi seperti apa yang diperoleh teman-teman yang lain. 

Yakni dengan cara meminjam catatan teman untuk bisa disalin dibukunya. Dengan sistem mencatat, dinilai ampuh sebagai benteng atas ketertinggalan pelajaran.

Karena dengan mencatat materi entah sedikit ataupun banyak ilmu akan masuk ke dalam otak.

Untuk masalah tugas, mereka biasa menghubungi guru mata pelajaran terkait. Mereka akan meminta keringanan entah dari segi waktu ataupun kuantitas tugas itu sendiri.

Dan yang paling penting adalah jangan malu bertanya jika ada materi yang dirasa kurang paham.

Dengan cara-cara seperti halnya di atas tugas sebagai ketua OSIS tak akan menjadi halangan lagi untuk bisa mengikuti pelajaran dengan baik.

Sebab menjadi ketua OSIS, dengan segala kerepotannya itu, akan mendatangkan dampak yang besar ke depannya. Sepeti adanya pengalaman dan meningkatnya jiwa kepemimpinan.

Selain itu ada juga beberapa universitas yang menerima mahasiswa melalui jalur ketua OSIS dengan dibuktikan sertifikat.

Bagaimana teman, masih canggung menyakinkan diri menjadi ketua OSIS ?

#Salam persahabatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun