Pembelajaran tatap muka yang masih tidak memungkinkan untuk dilakukan, mengharuskan siswa- siswi harus tetap belajar dari rumah masing-masing secara virtual. Pembelajaran dengan mengandalkan akses internet ini telah berjalan kurang lebih selama enam bulan semenjak pandemi mulai menghampiri Indonesia.Â
Keluhan orang tua juga masih terus menyelimuti kebijakan ini. Apalagi kalau bukan perihal kuota internet yang harus dipenuhi agar bisa mengikuti arus pembelajaran jarak jauh. Menyikapi hal sedemikian, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memberi aba --aba bahwa pihaknya akan segera menyalurkan bantuan berupa subsidi kuota internet bagi seluruh lapisan yang berkecimpung di dunia pendidikan.Â
Dengan jumlah yang menyesuaikan dengan strata pendidikan yang ditempuh, seluruh siswa dan guru yang dinaungi Dinas Pendidikan dijanjikan mendapatkan kuota internet untuk menunjang pembelajaran secara daring yang entah kapan akan berakhir. Selain mereka yang ada di bangku sekolah, rupanya para penggerak roda perguruan tinggi, yakni mahasiswa dan dosen juga tak luput menjadi sasaran adanya bantuan internet yang cukup meringankan aspek finansial ini.Â
Besar internet tersebut adalah 35 GB untuk pelajar yang duduk di bangku sekolah, 42 GB untuk guru sekolah umum, dan sebesar 50 GB untuk mahasiswa dan juga dosen.Â
Bantuan semacam ini merupakan bentuk dukungan pemerintah akan adanya sebuah kebijakan pembelajaran jarak jauh seperti sekarang ini agar tetap berjalan dengan baik tanpa adanya pihak yang merasa terbebani. Tujuan tersebut dapat tercapai manakala para penerima bantuan dapat mewawas diri untuk bijak dalam menggunakan paket data yang diterimanya. Khususnya para siswa-siswi yang masih harus diberi pengarahan.
Pelajar yang sebagian besar masih dalam lingkaran masa anak-anak sangatlah rawan dalam menggunakan kuota ini untuk hal-hal yang tidak sepatutnya. Pernyataan tersebut bukanlah sekedar opini, melainkan beberapa orang tua juga mengeluhkan bahwa anak-anaknya lebih banyak menggunakan handphone untuk berselancar di media sosial daripada aplikasi-aplikasi belajar.Â
Maka tak heran, mengapa paket data yang seharusnya dibeli satu kali dalam satu bulan meningkat penggunaanya hingga dalam satu bulan harus membelinya 2-3 kali. Memang, media sosial sangatlah sulit untuk dihindari .Â
Mengingat euforia yang ada di dalamnya menyuguhi segala update kabar terbaru yang sayang untuk dilewatkan. Selain itu, media sosial juga menimbulkan rasa gurih tersendiri bagi orang yang berlalu lintang di dalamnya. Dua hal tersebut jika terus dituruti memang tak akan ada habisnya.Â
Akan tetapi, mengingat kembali tujuan pemerintah memberikan paket data ini untuk pembelajaran, maka peranan orang tua sebagai pengawas saat belajar dari rumah haruslah ditingkatkan. Para orang tua haruslah aktif mengontrol putra-putrinya saat belajar dan juga mengawasi akses apa saja yang dibuka buah hatinya saat proses belajar mengajar berlangsung.Â
Sehingga tidak ada yang namanya pemborosan kuota internet yang nantinya akan menimbulkan biaya lagi dan tentu menguras uang orang tua dan membebaninya lagi. Selain itu, bagi kalian yang sudah diberi kepercayaan oleh orang tua untuk bebas menggunakan smartphone sendiri yuk bijak menggunakan kuota internetnya dengan tips-tips dibawah ini:
1. Tanamkan dalam hati jika subsidi internet ini adalah sebuah amanah ! Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Dengan penanaman karakter sedemikian, secara otomatis akan muncul rasa tanggung jawab dan memiliki keteguhan hati untuk menggunakan peket internet tersebut dengan sewajarnya. Bukan tanpa alasan, jikalau kita menggunakan kuota tersebut dengan ugal-ugalan atau tanpa memerhatikan batasan, pada akhirnya maka mau tidak mau harus membeli paketan sendiri.Â