Mohon tunggu...
Aris Dany Setyawan
Aris Dany Setyawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Malang

Malang,2 April 2003, Pecintas Sastra I Author Kesejarahan I Pengamat Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sudah Tahu Wisata Dewi Sri?

23 Agustus 2020   11:31 Diperbarui: 23 Agustus 2020   11:20 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara mengenai destinasi wisata memang tak ada habisnya. Berbagai tempat wisata yang ada di  Indonesia kini memang patut untuk dieksplor dan dijajal. 

Mulai yang bernuansa elite hingga tradisional semua tersedia di negeri berjuluk permadani ini. Sehingga tak heran jika para pelancong rela jauh-jauh datang untuk menikmati wisata-wisata yang ada di dalamnya. 

Bak menjadi sebuah peluang, hal sedemikian menggungah beberapa wilayah untuk mendirikan sebuah pariwisata dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya masing-masing. Seperti salah satu objek wisata yang akan saya kupas dalam artikel kali ini. cus meluncur!

Wisata Dewi Sri namanya. Wisata yang berada di desa Sidorejo ini memang boleh dibilang wisata yang masih baru di kawasan Malang. Nama Dewi Sri sendiri merupakan sebuah singkatan dari "Desa Wisata Sidorejo Indah". 

Dari namanya saja sudah jelas bahwa wisata ini menyajikan sebuah kearifan lokal berupa hamparan sawah yang indah dengan tanaman khasnya, apalagi kalau bukan padi. 

Akan tetapi, jika dikaitkan dengan namanya juga masih ada relasi dengan sosok Dewi Sri, yakni sosok tahayul yang merupakan sahabat petani, karena Dewi Sri sendiri merupakan dewi yang menjaga padi dari serangan hama tikus dan wereng. 

Dengan hamparan pemandangan sawah yang menakjubkan wisata yang akrab disebut dengan ngglongsor ini mampu menarik daya pikat tersendiri bagi beberapa orang khusunya yang berdomisili di daerah kota Malang untuk datang mengunjunginya.

Padi-padi di sana ditanam dengan rapi dan ada juga beberapa petak sawah yang padinya dicat bertuliskan huruf-huruf kapital membentuk kata Dewi Sri yang menambah eksotisme wisata yang baru dibuka sekitar 3 bulan ini. 

Beradministrasi di kecamatan Jabung yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan membuat banyak orang betah untuk berlama-lama di sini guna menjernihkan pikiran dengan pemandangan hijau royo- royo. 

Selain padi menjadi tanaman dominan yang tumbuh, ada juga barisan bunga Kertas yang menyambut para pengunjung saat baru sampai di area wisata. Itulah yang menjadi alasan mengapa orang-orang sudah berselfie ria meski masih baru saja memarkirkan kendaraanya.

Bermodal biaya parkir Rp. 5.000,- untuk sepeda motor dan Rp. 10.000,- bagi mobil wisatawan sudah bisa masuk tanpa adanya penarikan biaya yang lain. Cukup murah bukan? 

Dengan biaya yang sebegitu murahnya sungguh tak terbandingkan dengan dengan rasa gembira dan tentram kita saat melihati jajaran padi yang sama rata. Adapun jarak yang ditempuh untuk bisa mengunjungi wisata idaman ini sekitar satu kilometer dari pusat kota Malang. 

Memang, jauh dari perkotaan sebab berada di kawasan pedesaan yang tak diragukan lagi keasrianya. Dari berbagai jabaran diatas masih ada satu hal lagi yang tak kalah unik lho dari wisata ini.

sumber:galeri aris
sumber:galeri aris
Wisata Dewi Sri selain menampilkan pemandangan persawahan milik warga yang dikelola oleh pemerintah desa, Juga memberikan spot foto menarik yang mungkin menjadi faktor lain mengapa orang datang ketempat wisata yang terkesan ala-ala pedesaan ini. 

Yakni sebuah jembatan bambu yang membentang sekitar 75 meter di atas petak petak sawah tadi. Kalau boleh dibilang jembatan bambu ini juga menjadi maskot wisata tersebut. 

Dengan arsitektur berupa anyaman bambu yang disambung memanjang dan juga bagian bertingkat pada posisi tengah , jembatan ini mampu menampung sekitar seratus orang untuk menaikinya.

Jembatan bambu itu juga menambah aroma pedesaan yang semakin kuat saja. Dengan latar hijaunya persawahan yang instagramable, pengunjungpun tak segan berfoto dengan orang yang datang dengannya, entah keluarga maupun teman. 

Estetika jembatan ini akan muncul lagi kala malam hari di mana sawah yang tadinya menyembulkan aura hijau telah berubah warna menjadi hitam pekat. 

Lampu tumbler warna-warni yang dipasang mengikuti alur bambu jembatan memancarkan sinar tersendiri. Maka pantas saja jika semakin malam pengunjungnya pun juga akan semakin ramai pula. 

Empat gazebo yang berjajar di sepanjang jalan menuju jembatan menjadi pusat peristirahatan pengunjung untuk menggeletakkan diri sambil memandangi orang-orang yang tengah berbahagia melewati jembatan tersebut. Menurut beberapa penuturan pengunjung, mereka tahu objek wisata yang satu ini melalui internet. 

Sebab beberapa pengunjung yang telah berfoto langsung mengunggahnya di media sosial mereka.  Dari hasil jepretan indah itulah yang membuat orang lain tertarik untuk pergi ketempat ini jua.  

sumber: galeriaris
sumber: galeriaris
Berbagai jajanan di sepanjang jalan masuk wisata juga tersedia. Apalagi jika kita beruntung, maka kita dapat menemui orang yang berjualan jajanan tradisional seperti lupis, kacang rebus dan gula kacang. 

Selain jajanan tradisional ada juga jajanan kaki lima semacam cilok, sempol, mie ayam dan minuman kemasan mapun kopi yang dapat mengisi perut anda setelah sekian lama berselanjar menyaksikan pemandangan yang tak kan terlupakan.

Menarik kan? Datang yuk kesini dijamin deh nggak bakalan nyesel, disamping itu mari kita eksplor wisata-wisata murah nan eksotis yang berada disekitar kita . karena sayang kalau tidak sempat menikmati. Selamat berwisata teman! Salam travelling!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun