Kondisi Terkini
Berbeda dengan saat awal-awal pandemi, saat ini aktivitas sudah mulai normal kembali. Ramai sekali. Utamanya di pagi hari. Seperti tidak ada jarak. Banyak yang tidak memakai masker, kalau pun pakai ditaruh di dagu atau leher. Membuat saya semakin takut ke pasar. Saya ke pasar tetap sekali atau dua kali sepekan, itu pun menunggu pasar sudah mulai sepi (agak siangan).
Harga tetap. Sepertinya hukum alam begitu, kalau harga sudah terlanjur naik maka susah untuk menurunkannya kembali. Tampak sesekali petugas kesehatan atau apalah itu yang sosialisasi agar menerapkan social distancing. Sepertinya sangat sulit menghimbau masyarakat. Ada juga petugas yang membentangkan spanduk yang cukup besar. Saya yakin tidak dibaca. Kalau pun dibaca, mungkin dianggap hanya angin lalu.
Buktinya anjuran yang tertulis di spanduk untuk memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan lainnya. Tetapi, banyak yang mengabaikan.
Syukurnya sih, di daerah sekitar sini belum ada yang terbukti terinfeksi, apalagi sampai meninggal. Pernah ada isu yang menyebutkan bahwa ada yang meninggal gara-gara Covid-19 di lingkungan pasar ini tetapi isu itu dimentahkan oleh Pak RT. "Hoaks itu, jangan dipercaya," jawab Pak RT mantap saat saya konfirmasi ke beliau.
Musalla di sekitar pasar juga mulai aktif normal kembali. Meski karpet tidak digelar dan jarak antarjamaah dibuat satu meter. Kadang juga tidak berjarak. Tergantug kesadaran jamaah.
Anak-anak madrasah diniyah (TK) mulai dipanggil kembali oleh gurunya untuk masuk. Anak saya yang berusia 3 dan 5 tahun yang biasanya ikut kelas itu, saya putuskan untuk tetap tidak mengikuti kelas. Lebih baik belajar di rumah saja dulu bersama ibunya.
Main di luar tidak pernah lagi, meski teman-temannya sering datang memanggil. "Ada virus," katanya menyahut dari balik pintu. Sepertinya diajar ibunya. Karena harus belajar dan main di rumah, maka fasilitas main saya tambah. Buat belajar juga saya tambah.Â
Stok sabar ibunya dan saya juga harus ditambah.Â