Mohon tunggu...
Dwi Ardian
Dwi Ardian Mohon Tunggu... Lainnya - Statistisi

Pengumpul data belajar menulis. Email: dwiardian48@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Tuan Rumah yang Baik di Asian Games 2018

26 Juli 2018   19:56 Diperbarui: 26 Juli 2018   20:03 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Harga diri bangsa dipertaruhkan di hadapan bangsa-bangsa di kawasan Asia khususnya dan dunia secara umum. Jakarta dan Palembang yang ditunjuk tidak hanya akan memikul beban berat sebagai dua kota penyelenggara tetapi juga akan menjadi sorotan sebagai "wajah" mewakili puluhan daerah lainnya di Indonesia. 

Kegagalan dua kota ini tentu akan menjadi kegagalan seluruh bangsa Indonesia. Selain dua provinsi tersebut masih ada dua daerah lagi yang akan membantu penyelenggaraan Asian Games 2018 yakni Jawa Barat dan Banten. Keberhasilan daerah-daerah tersebut akan membuat wajah Indonesia bisa diangkat dengan bangga di mata dunia.

Kita tidak berbicara mengenai prestasi berupa medali atau penghargaan yang akan diperoleh oleh para atlet kita saja tetapi lebih dari itu adalah sebuah pertaruhan menjadi tuan rumah yang baik. Untuk memperoleh predikat tuan rumah yang baik akan sangat sulit diukur dengan angka-angka di atas kertas. 

Yang perlu diperhatikan adalah menghasilkan pelayanan yang terbaik bagi para tamu serta meminimumkan catatan-catatan kecacatan. Tentu itu harus kita mulai dari jauh hari (minimal sekarang) hingga semua kegiatan terselenggara dengan baik. Itu yang telah berupaya dilakukan jauh hari oleh INASGOC (Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee).

INASGOC adalah komite resmi yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia setelah ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games ke-18. Sesuai hasil rapat pada Olympic Council of Asia Meeting di Incheon, Korea Selatan tanggal 19 September 2014. 

INASGOC bertanggung jawab sebagai panitia pelaksana yang akan menyusun rencana, menyiapkan dan menyelenggarakan Asian Games 2018. Penyelenggaraan acara tersebut akan berlangsung di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi Banten pada tahun 2018.

Panitia Nasional INASGOC bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Sejak tahun 2016 INASGOC berfokus untuk merampungkan revitalisasi berbagai lokasi pertandingan yang akan diadakan di 4 Provinsi tersebut di atas. INASGOC juga mulai merekrut sekitar 15.000 relawan untuk membantu pre-event dan main event Asian Games 2018 mendatang.

Mengurai Permasalahan

Tentu hal yang cukup mengecewakan bagi kita di tengah upaya yang keras memberikan sebuah persiapan pelayanan yang paripurna justru dirusak oleh sekelompok oknum yang tidak bertanggung jawab. Baru-baru ini stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang yang akan menjadi salah satu venue penyelenggaraan olah raga di Asian Games 2018 dirusak oleh para oknum suporter Sriwijaya FC yang kecewa setelah jagoan mereka dikalahkan 0-3 di kandang oleh Arema FC di ajang Liga 1 Indonesia. 

Stadion ini rencananya akan mempertandingkan sepak bola putri. Sampai artikel ini kami tulis sudah 16 orang yang ditetapkan sebagai tersangka pengrusakan 335 kursi di tribun penonton stadion tersebut.

Akibat dari kejadian tersebut INASGOC beserta Dispora Sumsel memastikan tidak akan memperbolehkan lagi Stadion Gelora Sriwijaya dipakai untuk pertandingan Liga 1. Mereka akan fokus membenahi kerusakan dan mempercantik tampilan stadion. Panitia juga akan memastikan semua fasilitas yang dibutuhkan akan terpenuhi dengan baik, salah satunya jaringan internet yang mumpuni.

Hal lain yang cukup membuat Menteri Pemuda dan Olah raga, Imam Nahrawi, cukup was-was adalah temuan Ombudsman beberapa saat lalu. Dari temuan Ombudsman, kompleks Jakabaring yang akan digunakan 13 cabang olahraga untuk Asian Games, tak memiliki ambulans, klinik kesehatan, rambu keselamatan, emergency exit, pengukur kepuasan pengunjung, tempat duduk khusus untuk difabel, ruang dan papan informasi. 

Jakabaring juga minim ruang ibadah dan control room untuk mendukung pengawasan keamanan. Di antara venue yang digunakan, venue boling paling tidak komplit, sedangkan keamanan paling minim ada di Stadion Gelora Sriwijaya.

Tentu kita sama-sama berharap di tengah waktu yang semakin sempit menjelang 18-18-18 nanti semua temuan Ombudsman yang dianggap bermasalah tersebut bisa diatasi dengan baik. Kita harus sama-sama memberikan sumbangsih yang nyata untuk pesta olah raga terbesar se-Asia ini. 

Kita telah melihat semangat yang besar yang coba ditularkan oleh puluhan bahkan ratusan anggota TNI yang secara suka rela melakukan perbaikan kursi di tribun penonton beberapa saat setelah dirusak oleh oknum suporter.

Jakarta (juga) Berbenah

Permasalahan yang tidak kunjung usai dan masih saja selalu jadi perdebatan adalah langkah yang konkret mengatasi macet di Jakarta. Selain itu yang cukup menjadi sorotan baru-baru ini oleh netizen adalah pemasangan bendera negara peserta Asian Games dengan bambu oleh warga serta yang terbaru masalah rumput yang memisahkan antara halte bus dengan pemberhentian bus. Sebenarnya saat ini yang dibutuhkan bangsa bukanlah nyinyiran atau sindiran yang tidak konstruktif dan produktif itu. 

Kita harus kembali merenungkan bahwa ini adalah tanggung jawab kita bersama. Pemerintah dan panitia hanya diamanahi menjadi pengurus dan itu tidak akan terurus dengan baik tanpa partisipasi seluruh elemen bangsa.

Pertama, kemacetan. Sebenarnya sudah diantisipasi melalui empat skenario yang diusulkan oleh Dinas Perhubungan (Dishub). Pertama, menutup jalan utama yang akan dilalui oleh atlet dan ofisial saat lewat dan itu sudah terjadwal karena seperti diketahui atlet dan ofisial sudah harus di venue pertandingan minimal 34 menit sebelum memulai bertanding. 

Kedua, pembatasan lalu lintas angkutan barang akan diperluas dengan menambah titik-titik baru. Ketiga, pemberlakuan ganjil genap yang sudah diujicobakan beberapa saat terakhir. Terakhir, menyiapkan angkutan yang prima dan khusus bagi atlet dan ofisial dan itu diamini oleh Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya bahwa akan diberikan jalur khusus buat mereka. Hal ini juga sudah dilaksanakan test event beberapa saat yang lalu.

Kedua, pemasangan bendera dengan tiang bambu. Hal itu sempat diturunkan karena dianggap tidak layak tetapi Gubernur Jakarta kembali memerintahkan memasangnya melalui sebuah memo. Warga memang diharapkan ikut berpartisipasi dan itu diapresiasi oleh Gubernur. 

Adapun mereka yang nyinyir adalah sisa-sisa korban pilkada Jakarta. Hentikanlah keegoan kita, mari bersama saling bergandeng tangan. Ini bukan tentang siapa gubernurnya. Ini tentang harkat dan martabat bangsa yang kebetulan saja harus diemban oleh warga Jakarta dan sekitarnya.

Selanjutnya adalah beautifikasi yang dilakukan dengan penanaman rumput di beberapa titik dan pemasangan waring untuk menutupi kali item. Sekali lagi itu adalah upaya yang sebenarnya tidak mudah. 

Memastikan rumput bisa tumbuh beberapa saat menjelang perhelatan akbar Asian Games adalah pekerjaan yang sulit tetapi itu dibutuhkan untuk mempercantik penampilan ibu kota dalam mempersiapkan menyambut tamu. Juga upaya mendandani kali item dengan pemsangan waring itu adalah solusi terbaik dan tercepat untuk saat ini untuk memberikan pemandangan yang layak untuk dipandang bagi tamu yang lewat.

Sekali lagi perlu kelapangan jiwa yang besar dan kerendahan hati untuk turut memberikan sumbangsih yang nyata bagi bangsa. Mulai dari postingan di media sosial serta media massa. Mari kita memberitakan yang baik-baik lagi membangun untuk kebaikan bangsa. 

Kalau ingin memberikan sumbangan pemikiran sebaiknya tidak usah disebarkan ke ranah publik. Upaya merendahkan para pejabat dan panitia di ranah publik adalah suatu kebodohan sebagai anak bangsa. 

Bukankah ketika mereka jelek di mata dunia yang jelek juga bangsa Indonesia. Ketika bangsa kita jelek dan rendah di mata dunia yang rendah adalah kita semua. Bukan cuma pejabatnya.

Kekurangan-kekurangan yang masih ada adalah tanggung jawab kita bersama untuk menyelesaikannya. Pemerintah dan panitia telah terlihat usaha yang kerasnya untuk memberikan yang terbaik. Tinggal kita apa kita hanya berpangku tangan atau malah ikutan nyinyir.

Kesadaran dan kedewasaan serta menahan ego pribadi sangat diperlukan di saat-saat sekarang ini. Mari kita kesampingkan hasrat politik sesaat atau kita redam dendam politik yang telah lalu untuk kebaikan bersama. 

Bangsa Indonesia butuh kita, butuh anak bangsa yang saling bergandengan tangan memberikan pelayanan terbaik. Menjaga harkat dan martabat bangsa yang penuh dengan nilai-nilai positif.

Kurang dari sebulan lagi penyelenggaraan Asian Games 2018. Menjadi tuan rumah bukan pencapaian yang mudah diraih, oleh karena itu harus kita gunakan semaksimal mungkin untuk menunjukkan diri sebagai bangsa yang besar. Asian Games 2018, Indonesia Bangga! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun